Presiden Ini Bersumpah Berantas Pelecehan Seks, tapi Dia Jadi Tertuduh
loading...
A
A
A
SAN JOSE - Presiden terpilih Costa Rica , Rodrigo Chaves, bersumpah akan memberantas pelecehan seksual terhadap perempuan saat diambil sumpah jabatan pada hari Minggu. Ironisnya, dia justru dituduh telah melecehkan dua perempuan secara seksual.
Selain agenda pemberantasan pelecehan seksual, Presiden Chaves juga berjanji untuk menghidupkan kembali ekonomi negaranya.
Ketika organisasi feminis memprotes di dekatnya, ekonom sayap kanan itu mengatakan komitmen politik pertama dari masa jabatan empat tahunnya adalah untuk memberantas diskriminasi dan pelecehan gender.
"Kami tidak akan mentoleransi pelecehan yang mereka (perempuan) derita setiap hari dan di semua bidang masyarakat," katanya kepada Kongres setelah dilantik untuk memimpin salah satu negara demokrasi paling stabil di Amerika Latin.
"Tidak mungkin perempuan kita takut berjalan sendirian di jalan, merasa takut di rumah mereka sendiri, di tempat kerja, di taman, di konser," ujarnya, seperti dikutip AFP, Senin (9/5/2022).
Chaves (60) diselidiki atas pengaduan pelecehan seksual yang diajukan oleh dua perempuan saat dia menjadi pejabat senior di Bank Dunia, tempat dia bekerja selama 30 tahun.
Dia diturunkan pangkatnya karena tuduhan tersebut, dan kemudian mengundurkan diri.
Bulan lalu, Chaves menawarkan permintaan maaf yang tulus kepada dua penuduh, bawahan mudanya, setelah sebelumnya mengatakan bahwa dugaan pelecehan itu hanyalah lelucon yang disalahartikan karena perbedaan budaya.
Lusinan wanita hari Minggu memprotes di dekat kursi Kongres menentang kekerasan gender dan upah yang tidak setara di negara di mana aborsi diperbolehkan hanya jika nyawa wanita itu dalam bahaya.
Selain agenda pemberantasan pelecehan seksual, Presiden Chaves juga berjanji untuk menghidupkan kembali ekonomi negaranya.
Ketika organisasi feminis memprotes di dekatnya, ekonom sayap kanan itu mengatakan komitmen politik pertama dari masa jabatan empat tahunnya adalah untuk memberantas diskriminasi dan pelecehan gender.
"Kami tidak akan mentoleransi pelecehan yang mereka (perempuan) derita setiap hari dan di semua bidang masyarakat," katanya kepada Kongres setelah dilantik untuk memimpin salah satu negara demokrasi paling stabil di Amerika Latin.
"Tidak mungkin perempuan kita takut berjalan sendirian di jalan, merasa takut di rumah mereka sendiri, di tempat kerja, di taman, di konser," ujarnya, seperti dikutip AFP, Senin (9/5/2022).
Chaves (60) diselidiki atas pengaduan pelecehan seksual yang diajukan oleh dua perempuan saat dia menjadi pejabat senior di Bank Dunia, tempat dia bekerja selama 30 tahun.
Dia diturunkan pangkatnya karena tuduhan tersebut, dan kemudian mengundurkan diri.
Bulan lalu, Chaves menawarkan permintaan maaf yang tulus kepada dua penuduh, bawahan mudanya, setelah sebelumnya mengatakan bahwa dugaan pelecehan itu hanyalah lelucon yang disalahartikan karena perbedaan budaya.
Lusinan wanita hari Minggu memprotes di dekat kursi Kongres menentang kekerasan gender dan upah yang tidak setara di negara di mana aborsi diperbolehkan hanya jika nyawa wanita itu dalam bahaya.