Ukraina Hanya Inginkan Kekalahan Total Rusia

Rabu, 04 Mei 2022 - 19:01 WIB
loading...
Ukraina Hanya Inginkan...
Tentara Ukraina berjaga di pos pemeriksaan. Foto/REUTERS
A A A
KIEV - Pejabat tinggi keamanan Ukraina mengatakan,bukannya perjanjian damai, Kiev hanya siap menandatangani dokumen dengan Moskow yang akan menghasilkan kekalahan total Rusia.

Pengumuman itu muncul saat konflik antara kedua negara terus berkecamuk.

Selama wawancara televisi pada Senin, Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina (NSDC) Alexey Danilov ditanya tentang jaminan keamanan internasional untuk Kiev dan kemungkinan perdamaian dengan Rusia.



Danilov menjawab, “Dengan Rusia, kami hanya dapat menandatangani tindakan penyerahannya. Semakin cepat mereka melakukannya, semakin baik bagi negara mereka.”



Pejabat itu mencatat sebelumnya dalam wawancara bahwa kantor Presiden Volodymyr Zelensky menangani pembicaraan dan bukan NSDC.



“Kami punya pandangan sendiri. Presiden tahu sikap saya tentang masalah ini,” ujar dia.

Dia yakin Zelensky tidak akan melanggar konstitusi Ukraina, yang menjamin integritas teritorial negara dan aspirasi untuk bergabung dengan NATO.

Kemudian pada Senin, penasihat Zelensky Alexey Arestovich mengemukakan pernyataan Danilov saat mengobrol dengan aktivis dan YouTuber Mark Feygin.

“Pernyataannya sangat sederhana: tidak akan ada perjanjian damai dengan Rusia. Hanya akan ada penyerahan Federasi Rusia,” papar Arestovich.

Ditanya apakah Danilov diberi wewenang membuat pernyataan seperti itu, Arestovich mengatakan, “Dia tidak hanya membuat pernyataan seperti itu. Dia adalah pejabat dengan pangkat tertinggi. Ini adalah kenyataan yang benar-benar baru.”

Moskow ingin Ukraina membatalkan tawarannya untuk bergabung dengan NATO, serta mengakui Krimea sebagai bagian dari Rusia, dan kemerdekaan republik Donbass.

Moskow juga mengupayakan “demiliterisasi” dan “denazifikasi” Ukraina.

Negosiasi perdamaian terhenti setelah pertemuan di Istanbul, Turki, pada akhir Maret.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov menuduh Kiev pada Minggu sering mengubah posisi dan "menyabotase" pembicaraan.

Rusia menyerang negara tetangga Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1048 seconds (0.1#10.140)