Paus Fransiskus Mengatakan Ingin Bertemu Putin
loading...
A
A
A
VATICAN CITY - Paus Fransiskus mengatakan ia tidak berencana untuk mengunjungi Kiev, namun ia mengaku ingin ke Moskow untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin .
Hal itu diungkapkannya dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia Corriere della Sera. Dalam wawancara tersebut, Paus Fransiskus mengatakan ia telah menelepon Presiden Ukraina Volodymr Zelensky pada hari pertama perang, tapi tidak menelepon Putin.
"Saya ingin membuat isyarat yang jelas untuk dilihat seluruh dunia," kata Paus.
"Dan kemudian saya meminta Kardinal Parolin, setelah 20 hari perang, untuk mengirim pesan kepada Putin bahwa saya bersedia pergi ke Moskow. Kami belum menerima jawaban," ungkapnya.
"Saya khawatir Putin tidak dapat dan tidak ingin mengadakan pertemuan ini sekarang. Tapi begitu banyak kebrutalan bagaimana Anda tidak bisa menghentikannya? Dua puluh lima tahun yang lalu kita mengalami hal yang sama dengan Rwanda," ujarnya seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (3/5/2022).
Dikatakan oleh Paus,ia dapat melakukan hal itu jika Putin membuka pintu.
"Apa yang bisa saya lakukan? Saya melakukan apa yang saya bisa," ucapnya.
Paus Fransiskus juga mengkritik Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, yang dengan vokal telah menjadi pendukung perang.
"Saya berbicara dengan Kirill selama 40 menit melalui Zoom. 20 yang pertama dengan kartu di tangan dia membacakan saya semua pembenaran untuk perang. Saya mendengarkan dan mengatakan kepadanya: Saya tidak mengerti apa-apa tentang ini. Saudaraku, kita bukan pastor negara, kita tidak bisa menggunakan bahasa politik, tetapi bahasa Yesus," pungkasnya.
Hal itu diungkapkannya dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia Corriere della Sera. Dalam wawancara tersebut, Paus Fransiskus mengatakan ia telah menelepon Presiden Ukraina Volodymr Zelensky pada hari pertama perang, tapi tidak menelepon Putin.
"Saya ingin membuat isyarat yang jelas untuk dilihat seluruh dunia," kata Paus.
"Dan kemudian saya meminta Kardinal Parolin, setelah 20 hari perang, untuk mengirim pesan kepada Putin bahwa saya bersedia pergi ke Moskow. Kami belum menerima jawaban," ungkapnya.
"Saya khawatir Putin tidak dapat dan tidak ingin mengadakan pertemuan ini sekarang. Tapi begitu banyak kebrutalan bagaimana Anda tidak bisa menghentikannya? Dua puluh lima tahun yang lalu kita mengalami hal yang sama dengan Rwanda," ujarnya seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (3/5/2022).
Dikatakan oleh Paus,ia dapat melakukan hal itu jika Putin membuka pintu.
"Apa yang bisa saya lakukan? Saya melakukan apa yang saya bisa," ucapnya.
Paus Fransiskus juga mengkritik Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, yang dengan vokal telah menjadi pendukung perang.
"Saya berbicara dengan Kirill selama 40 menit melalui Zoom. 20 yang pertama dengan kartu di tangan dia membacakan saya semua pembenaran untuk perang. Saya mendengarkan dan mengatakan kepadanya: Saya tidak mengerti apa-apa tentang ini. Saudaraku, kita bukan pastor negara, kita tidak bisa menggunakan bahasa politik, tetapi bahasa Yesus," pungkasnya.
(ian)