Rusia Hentikan Pasokan Gas ke Bulgaria dan Polandia
loading...
A
A
A
Kanselir Austria Karl Nehammer telah menyatakan sudut pandang yang sama, seperti halnya pemerintah Hungaria.
Uniper mengungkapkan pada Senin bahwa ada cara untuk berjalan di garis tipis antara mematuhi sanksi Uni Eropa dan memenuhi persyaratan Rusia untuk pembayaran rubel.
Seorang perwakilan perusahaan mengatakan, “Menurut penilaian awal dan oleh karena itu masih tidak mengikat, kami masih menganggap pemrosesan pembayaran yang sesuai di masa depan layak dilakukan.”
Polandia telah menolak mengikuti prosedur ini dan pada Selasa memberi sanksi kepada Gazprom, yang memiliki 48% saham di perusahaan Polandia yang memiliki jaringan pipa gas Yamal-Eropa.
Rute 4.000 kilometer mengangkut gas dari Semenanjung Yamal dan Siberia barat ke Jerman dan Polandia melalui Belarusia.
Berbicara kepada stasiun radio RMF pada Rabu, Petr Naimsky, seorang pejabat pemerintah Polandia yang mengawasi infrastruktur energi strategis negara itu, mengatakan Warsawa tidak akan lagi membeli gas dari Rusia.
Sementara kontrak 10 tahun Bulgaria dengan Gazprom saat ini akan berakhir pada akhir tahun ini, pernyataan kementerian mengatakan Bulgargaz tidak akan menyelesaikan kontrak jika harus membayar dalam rubel.
Negara itu menyatakan pengaturan itu “menimbulkan risiko signifikan bagi Bulgaria.” Sofia bergantung pada Rusia untuk sekitar 90% dari gasnya, dengan sisanya berasal dari Azerbaijan.
Bulan lalu, juru bicara perusahaan energi negara Bulgargaz mengatakan kepada wartawan, mulai musim panas ini, Baku akan menyediakan seluruh pasokan negara itu, meskipun dengan harga yang lebih tinggi.
Lebih jauh ke depan, pemerintah Bulgaria berencana menghubungkan negara itu ke terminal Liquefied Natural Gas (LNG) yang belum selesai di Yunani, di mana gas akan diimpor dengan kapal, kemungkinan dari Amerika Serikat.
Uniper mengungkapkan pada Senin bahwa ada cara untuk berjalan di garis tipis antara mematuhi sanksi Uni Eropa dan memenuhi persyaratan Rusia untuk pembayaran rubel.
Seorang perwakilan perusahaan mengatakan, “Menurut penilaian awal dan oleh karena itu masih tidak mengikat, kami masih menganggap pemrosesan pembayaran yang sesuai di masa depan layak dilakukan.”
Polandia telah menolak mengikuti prosedur ini dan pada Selasa memberi sanksi kepada Gazprom, yang memiliki 48% saham di perusahaan Polandia yang memiliki jaringan pipa gas Yamal-Eropa.
Rute 4.000 kilometer mengangkut gas dari Semenanjung Yamal dan Siberia barat ke Jerman dan Polandia melalui Belarusia.
Berbicara kepada stasiun radio RMF pada Rabu, Petr Naimsky, seorang pejabat pemerintah Polandia yang mengawasi infrastruktur energi strategis negara itu, mengatakan Warsawa tidak akan lagi membeli gas dari Rusia.
Sementara kontrak 10 tahun Bulgaria dengan Gazprom saat ini akan berakhir pada akhir tahun ini, pernyataan kementerian mengatakan Bulgargaz tidak akan menyelesaikan kontrak jika harus membayar dalam rubel.
Negara itu menyatakan pengaturan itu “menimbulkan risiko signifikan bagi Bulgaria.” Sofia bergantung pada Rusia untuk sekitar 90% dari gasnya, dengan sisanya berasal dari Azerbaijan.
Bulan lalu, juru bicara perusahaan energi negara Bulgargaz mengatakan kepada wartawan, mulai musim panas ini, Baku akan menyediakan seluruh pasokan negara itu, meskipun dengan harga yang lebih tinggi.
Lebih jauh ke depan, pemerintah Bulgaria berencana menghubungkan negara itu ke terminal Liquefied Natural Gas (LNG) yang belum selesai di Yunani, di mana gas akan diimpor dengan kapal, kemungkinan dari Amerika Serikat.