Kapal Perang Moskva Tenggelam, Rusia Akui 1 Awak Tewas dan 27 Hilang
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengakui satu awak tewas dan 27 lainnya hilang setelah kapal perang Moskva tenggelam pekan lalu. Ini merupakan pengakuan pertama Moskow atas kerugian akibat tragedi yang dialami kapal perang kebanggaannya.
Pengakuan tersebut berbeda dengan klaim militer Rusia sebelumnya bahwa seluruh awak kapal telah dievakuasi dengan selamat.
Kapal jenis penjelajah rudal itu merupakan andalan Armada Laut Hitam Rusia. Ia telah memimpin upaya Angkatan Laut Rusia dalam invasi hampir dua bulan di Ukraina, memainkan peran sentral dalam pengepungan kota pelabuhan Mariupol.
Setelah Moskva tenggelam, orang tua dan anggota keluarga para pelaut yang bertugas di kapal—termasuk personel wajib militer—menggunakan media sosial untuk menuntut jawaban atas nasib orang-orang yang mereka cintai.
Kapal itu aawalnya terbakar dan kemudian meledak hebat. Militer Ukraina mengeklaim, dua rudal Neptune mereka yang menghantam kapal Moskva.
Namun, militer Rusia menolak klaim tersebut dan menegaskan ledakan itu berasal dari amunisi yang dibawa kapal akibat kebakaran—yang penyebab pastinya masih dalam penyelidikan.
"Akibat kebakaran pada 13 April, kapal penjelajah rudal Moskva rusak parah akibat ledakan amunisi," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan yang disiarkan media setempat, Jumat malam.
"Satu prajurit tewas, 27 awak lainnya hilang," kata kementerian itu, seraya menambahkan bahwa 396 anggota yang tersisa telah dievakuasi.
Seorang pejabat senior Pentagon mengatakan kapal perang Moskva dihantam oleh dua rudal Ukraina sebelum tenggelam di Laut Hitam.
Kementerian pertahanan Rusia membuat pengumuman setelah pihak berwenang pertama kali mengatakan bahwa semua anggota awak telah dievakuasi.
"Kementerian Pertahanan Rusia memberikan semua dukungan dan bantuan yang diperlukan kepada keluarga dan teman-teman mendiang dan orang hilang," lanjut pernyataan itu, seperti dikutip AFP, Sabtu (23/4/2022).
Kementerian itu menambahkan bahwa mayoritas prajurit kontrak ingin melanjutkan layanan mereka di atas kapal Armada Laut Hitam.
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah orang tua Rusia menyerukan kebenaran tentang anak-anak mereka yang hilang, tetapi Kremlin sebelumnya menolak untuk mengungkapkan rincian tentang korban di kapal perang yang mampu membawa hingga 680 pelaut itu.
Beberapa keluarga mengatakan di media sosial atau dalam pernyataan kepada pers independen Rusia atau asing bahwa mereka tidak dapat menemukan anak-anak mereka yang bertugas di kapal Moskva.
Salah satu orang tua, Dmitry Shkrebets, mengatakan di media sosial bahwa ketika dia mencoba mempelajari lebih lanjut tentang nasib putranya yang hilang, komandan kapal penjelajah dan wakilnya tidak dapat berkomunikasi.
Diminta untuk mengomentari situasi pada hari Selasa, juru bicara Presiden Vladimir Putin mengatakan Kremlin tidak memiliki kebebasan untuk mengungkapkan rincian apapun.
Meduza, situs berita independen berbahasa Rusia, mengutip sumber yang dekat dengan komando Armada Laut Hitam Rusia, mengatakan 37 anggota awak Moskva telah tewas.
Menurut media itu, sekitar 100 orang terluka sementara jumlah pasti yang hilang tidak diketahui.
Media tersebut, mengutip seorang sumber, menambahkan bahwa sekitar 500 orang berada di dalam kapal Moskva ketika tragedi itu terjadi.
Pengakuan tersebut berbeda dengan klaim militer Rusia sebelumnya bahwa seluruh awak kapal telah dievakuasi dengan selamat.
Kapal jenis penjelajah rudal itu merupakan andalan Armada Laut Hitam Rusia. Ia telah memimpin upaya Angkatan Laut Rusia dalam invasi hampir dua bulan di Ukraina, memainkan peran sentral dalam pengepungan kota pelabuhan Mariupol.
Setelah Moskva tenggelam, orang tua dan anggota keluarga para pelaut yang bertugas di kapal—termasuk personel wajib militer—menggunakan media sosial untuk menuntut jawaban atas nasib orang-orang yang mereka cintai.
Kapal itu aawalnya terbakar dan kemudian meledak hebat. Militer Ukraina mengeklaim, dua rudal Neptune mereka yang menghantam kapal Moskva.
Namun, militer Rusia menolak klaim tersebut dan menegaskan ledakan itu berasal dari amunisi yang dibawa kapal akibat kebakaran—yang penyebab pastinya masih dalam penyelidikan.
"Akibat kebakaran pada 13 April, kapal penjelajah rudal Moskva rusak parah akibat ledakan amunisi," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan yang disiarkan media setempat, Jumat malam.
"Satu prajurit tewas, 27 awak lainnya hilang," kata kementerian itu, seraya menambahkan bahwa 396 anggota yang tersisa telah dievakuasi.
Seorang pejabat senior Pentagon mengatakan kapal perang Moskva dihantam oleh dua rudal Ukraina sebelum tenggelam di Laut Hitam.
Kementerian pertahanan Rusia membuat pengumuman setelah pihak berwenang pertama kali mengatakan bahwa semua anggota awak telah dievakuasi.
"Kementerian Pertahanan Rusia memberikan semua dukungan dan bantuan yang diperlukan kepada keluarga dan teman-teman mendiang dan orang hilang," lanjut pernyataan itu, seperti dikutip AFP, Sabtu (23/4/2022).
Kementerian itu menambahkan bahwa mayoritas prajurit kontrak ingin melanjutkan layanan mereka di atas kapal Armada Laut Hitam.
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah orang tua Rusia menyerukan kebenaran tentang anak-anak mereka yang hilang, tetapi Kremlin sebelumnya menolak untuk mengungkapkan rincian tentang korban di kapal perang yang mampu membawa hingga 680 pelaut itu.
Beberapa keluarga mengatakan di media sosial atau dalam pernyataan kepada pers independen Rusia atau asing bahwa mereka tidak dapat menemukan anak-anak mereka yang bertugas di kapal Moskva.
Salah satu orang tua, Dmitry Shkrebets, mengatakan di media sosial bahwa ketika dia mencoba mempelajari lebih lanjut tentang nasib putranya yang hilang, komandan kapal penjelajah dan wakilnya tidak dapat berkomunikasi.
Diminta untuk mengomentari situasi pada hari Selasa, juru bicara Presiden Vladimir Putin mengatakan Kremlin tidak memiliki kebebasan untuk mengungkapkan rincian apapun.
Meduza, situs berita independen berbahasa Rusia, mengutip sumber yang dekat dengan komando Armada Laut Hitam Rusia, mengatakan 37 anggota awak Moskva telah tewas.
Menurut media itu, sekitar 100 orang terluka sementara jumlah pasti yang hilang tidak diketahui.
Media tersebut, mengutip seorang sumber, menambahkan bahwa sekitar 500 orang berada di dalam kapal Moskva ketika tragedi itu terjadi.
(min)