Gereja-gereja Kristen Yerusalem Melawan Penjajah Yahudi Israel
loading...
A
A
A
Surat itu menuduh bahwa, "setelah upaya mereka gagal, mereka menggunakan kekuatan hukum, dengan memajukan rencana untuk menyatakan sebagian besar gunung sebagai taman nasional".
Pemerintah Israel untuk sementara menarik proyek tersebut dari agendanya.
Pada bulan Desember, Israel marah dengan komentar yang dibuat oleh Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, kepala Gereja Anglikan, yang menuduh bahwa peningkatan serangan dan perusakan tempat-tempat suci adalah "upaya bersama" untuk mengusir orang-orang Kristen.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan tuduhan itu tidak berdasar dan mendistorsi realitas komunitas Kristen di Israel.
Ofran menambahkan pemerintah Israel hanya melakukan tindakan minimal-dan bahkan "melindungi" penjajah dengan pasukan polisinya, yang gagal mengusir mereka.
Dia mengatakan Israel-yang menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota yang tak terpisahkan-tidak akan mengusir gereja-gereja itu. "Tetapi mereka ingin...itu menjadi lingkungan Yahudi dengan kantong-kantong Kristen," katanya, yang menambahkan itu bahwa itu sebuah tantangan yang serupa dengan yang dihadapi oleh umat Islam.
Pastor Nikodemus Schnabel, dari komunitas Benediktin di Gunung Sion, yang berdekatan dengan Kota Tua, mengatakan, "Iini benar-benar menjadi perhatian, bahwa Israel telah menutup mata."
Biara Dormition miliknya telah menjadi sasaran tindakan vandalisme yang dituduhkan pada penjajah yang telah berlipat ganda dalam beberapa bulan terakhir.
Dia mengatakan dia melihat “kurangnya kemauan” oleh pihak berwenang Israel untuk mengatasi fenomena kejahatan kebencian anti-Kristen.
Schnabel berpendapat bahwa Yerusalem unik karena keragaman agamanya, yang disorot tahun ini ketika momen bulan Ramadhan, Paskah Yahudi, dan Paskah tiba bersamaan.
Pemerintah Israel untuk sementara menarik proyek tersebut dari agendanya.
Pada bulan Desember, Israel marah dengan komentar yang dibuat oleh Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, kepala Gereja Anglikan, yang menuduh bahwa peningkatan serangan dan perusakan tempat-tempat suci adalah "upaya bersama" untuk mengusir orang-orang Kristen.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan tuduhan itu tidak berdasar dan mendistorsi realitas komunitas Kristen di Israel.
Ofran menambahkan pemerintah Israel hanya melakukan tindakan minimal-dan bahkan "melindungi" penjajah dengan pasukan polisinya, yang gagal mengusir mereka.
Dia mengatakan Israel-yang menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota yang tak terpisahkan-tidak akan mengusir gereja-gereja itu. "Tetapi mereka ingin...itu menjadi lingkungan Yahudi dengan kantong-kantong Kristen," katanya, yang menambahkan itu bahwa itu sebuah tantangan yang serupa dengan yang dihadapi oleh umat Islam.
Pastor Nikodemus Schnabel, dari komunitas Benediktin di Gunung Sion, yang berdekatan dengan Kota Tua, mengatakan, "Iini benar-benar menjadi perhatian, bahwa Israel telah menutup mata."
Biara Dormition miliknya telah menjadi sasaran tindakan vandalisme yang dituduhkan pada penjajah yang telah berlipat ganda dalam beberapa bulan terakhir.
Dia mengatakan dia melihat “kurangnya kemauan” oleh pihak berwenang Israel untuk mengatasi fenomena kejahatan kebencian anti-Kristen.
Schnabel berpendapat bahwa Yerusalem unik karena keragaman agamanya, yang disorot tahun ini ketika momen bulan Ramadhan, Paskah Yahudi, dan Paskah tiba bersamaan.