Kisah Sukses 3 Kartini Hebat di Amerika Serikat
loading...
A
A
A
Perempuan tamatan S2 University of Phoenix Arizona tersebut terus membuktikan ia bisa bekerja dengan baik. Pada tahun 2008 akhirnya ia diterima sebagai pegawai tetap sebagai Integrated Schedules Specialist di tim 747/767 Boeing. Hanya perlu kurang dari 11 tahun yaitu pada Februari 2019, Vero akhirnya mendapatkan posisi bergengsi sebagai Manajer Senior di perusahaan penerbangan terbesar di dunia tersebut.
Bagi Veronika, belajar dari perjalanan hidupnya yang keras mengantarkannya pada posisinya sekarang ini. Kunci kesuksesannya adalah kerja keras dan komitmen pada tujuan yang ingin dicapai. “Hidup ini keras, maka kita harus lebih keras lagi untuk bisa mengatasinya”, ujarnya.
Pengalaman hidupnya sebagai penyintas kanker pankreas dan menghadapi berbagai stigma negatif sebagai “orang Asia” dan perlakuan diskriminatif sebagai seorang perempuan di tengah jenis pekerjaan yang didominasi kaum pria, juga pernah dialaminya. Namun semua itu tak pernah membuatnya jatuh. Ia justru buktikan dengan komitmen, kerja keras dan karya nyata.
Tak Kenal Lelah Membantu Orang Lain
Pembicara ketiga dalam Webinar peringatan Hari Kartini tersebut, Ake Pangestuti, mengangkat pentingnya kesehatan. “Tiada kesuksesan tanpa kesehatan”, tegas Ibu dua orang anak ini. Tolak ukur kesuksesan adalah kesehatan. Demikian pula, hanya orang yang sehat, jiwa dan raga, yang dapat berjuang meraih mimpinya. Upaya mengkampanyekan kesehatan telah menjadi komitmennya dalam membantu orang lain.
Sejak dulu, lulusan S1 Fakultas Komunikasi UI dan pascasarjana di bidang Komunikasi di University of Illinois Chicago tersebut, banyak terlibat dalam berbagai kegiatan advokasi dan kemanusiaan. Ia telah mencurahkan perhatian, sumber daya, dedikasi dan kontribusinya, bersama timnya, di bidang kemanusiaan, terutama membantu orang yang mengalami masalah demensia.
Ake kini mendapat amanah sebagai Ketua Alzheimer Indonesia (ALZI) Chapter San Francisco. Perannya dalam advokasi terkait Alzheimer dan demensia sangat memberikan arti terutama dalam membantu mengatasi masalah tersebut dan memberikan long life expectancy bagi mereka. “Menjadi tua tak dapat dielakkan, tetapi kita harus siap menjadi tua yang tetap sehat dan bermanfaat”, ujarnya.
“Melalui ALZI, kami ingin terus membantu meningkatkan kualitas hidup orang yang bermasalah dengan Alzheimer dan demensia”, Ake menambahkan.
Setelah dibentuk pada tahun 2000, Alzheimer Indonesia melakukan sejumlah aksi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya Alzheimer sekaligus memberikan layanan kesehatan bagi penderitanya. Demikian pula, bersama timnya di ALZI San Francisco, Ake aktif memberikan berbagai informasi mengenai demensia, seperti cara diagnosis yang tepat, memfasilitasi layanan deteksi dini dan menghubungkan penderita dan keluarganya dengan sejumlah dokter spesialis untuk penanganan.
Berbagi Peran, Berbagi Cerita Pejuangan Menuju Kesuksesan
Bagi Veronika, belajar dari perjalanan hidupnya yang keras mengantarkannya pada posisinya sekarang ini. Kunci kesuksesannya adalah kerja keras dan komitmen pada tujuan yang ingin dicapai. “Hidup ini keras, maka kita harus lebih keras lagi untuk bisa mengatasinya”, ujarnya.
Pengalaman hidupnya sebagai penyintas kanker pankreas dan menghadapi berbagai stigma negatif sebagai “orang Asia” dan perlakuan diskriminatif sebagai seorang perempuan di tengah jenis pekerjaan yang didominasi kaum pria, juga pernah dialaminya. Namun semua itu tak pernah membuatnya jatuh. Ia justru buktikan dengan komitmen, kerja keras dan karya nyata.
Tak Kenal Lelah Membantu Orang Lain
Pembicara ketiga dalam Webinar peringatan Hari Kartini tersebut, Ake Pangestuti, mengangkat pentingnya kesehatan. “Tiada kesuksesan tanpa kesehatan”, tegas Ibu dua orang anak ini. Tolak ukur kesuksesan adalah kesehatan. Demikian pula, hanya orang yang sehat, jiwa dan raga, yang dapat berjuang meraih mimpinya. Upaya mengkampanyekan kesehatan telah menjadi komitmennya dalam membantu orang lain.
Sejak dulu, lulusan S1 Fakultas Komunikasi UI dan pascasarjana di bidang Komunikasi di University of Illinois Chicago tersebut, banyak terlibat dalam berbagai kegiatan advokasi dan kemanusiaan. Ia telah mencurahkan perhatian, sumber daya, dedikasi dan kontribusinya, bersama timnya, di bidang kemanusiaan, terutama membantu orang yang mengalami masalah demensia.
Ake kini mendapat amanah sebagai Ketua Alzheimer Indonesia (ALZI) Chapter San Francisco. Perannya dalam advokasi terkait Alzheimer dan demensia sangat memberikan arti terutama dalam membantu mengatasi masalah tersebut dan memberikan long life expectancy bagi mereka. “Menjadi tua tak dapat dielakkan, tetapi kita harus siap menjadi tua yang tetap sehat dan bermanfaat”, ujarnya.
“Melalui ALZI, kami ingin terus membantu meningkatkan kualitas hidup orang yang bermasalah dengan Alzheimer dan demensia”, Ake menambahkan.
Setelah dibentuk pada tahun 2000, Alzheimer Indonesia melakukan sejumlah aksi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya Alzheimer sekaligus memberikan layanan kesehatan bagi penderitanya. Demikian pula, bersama timnya di ALZI San Francisco, Ake aktif memberikan berbagai informasi mengenai demensia, seperti cara diagnosis yang tepat, memfasilitasi layanan deteksi dini dan menghubungkan penderita dan keluarganya dengan sejumlah dokter spesialis untuk penanganan.
Berbagi Peran, Berbagi Cerita Pejuangan Menuju Kesuksesan