Kisah Sukses 3 Kartini Hebat di Amerika Serikat
loading...
A
A
A
“Seperti teknologi mobil otonom tanpa awak pengemudi yang dikembangkan dengan sistem perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan, akan menghasilkan tingkat efisiensi dan meningkatkan keamanan berkendara sehingga membantu menekan angka kecelakaan di jalan raya”, ujar Moorissa.
Menurut perempuan lulusan S1 Georgia Institute of Technology Atlanta dan S2 Columbia University ini, mobil otonom tanpa pengemudi atau autopilot sudah cukup banyak dikembangkan di Amerika Serikat terutama di San Francisco. Mobil tersebut akan berkontribusi pada berkurangnya pemanasan global karena menghasilkan emisi karbon dioksida yang jauh lebih rendah.
Moorissa bersama timnya saat ini bahkan tengah memajukan sistem otomatisasi mobil tanpa pengemudi ini sampai pada level 4, yang berarti mobil akan sepenuhnya mandiri, meskipun masih menyediakan ruang kendali bagi pengendara. Level tertinggi dari mobil autopilot adalah level 5, dimana kendaraan tidak hanya semua fungsi sepenuhnya otomatis tetapi juga sepenuhnya otonom alias sama sekali tidak memerlukan alih pengemudi oleh manusia.
Keahlian yang dimiliki oleh sosok seperti Moorissa tidak banyak dimiliki orang lain. Perempuan yang pernah bekerja di NASA dan Tesla ini, sejak kecil menyukai hal berbau mekanik dan teknologi, serta suka mempelajari sesuatu yang baru. “Pengetahuan adalah kekuatan”, tegasnya.
Ia berpesan kepada masyarakat terutama generasi muda Indonesia untuk terus memperluasan wawasan, bersikap positif, ikuti berbagai pelatihan yang meningkatkan kualitas diri, dan senantiasa terbuka pada suatu yang baru agar tidak tertinggal oleh pegerakan zaman yang begitu cepat. “Memiliki mentor juga sangat penting”, tambahnya. Mentor akan menjadi bagian dari perjalanan hidup yang akan terus mendukung dan memberi pelajaran untuk kesuksesan.
Perempuan Tangguh Indonesia Berkarya di Boeing
Pembicara kedua, Veronika Andrews, menceritakan secara cukup detail tentang perjalanan hidupnya yang sarat akan perjuangan, kegagalan, dan kemenangan. “Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang”, ujar penggemar memotret ini, mengutip kata-kata yang disampaikan Presiden Soekarno dulu.
Ibu yang saat ini berkarir sebagai Manajer Senior Boeing ini mengawali karirnya justru di bidang perhotelan di Bandung. Tak pernah terbesit pula, lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS tersebut, bisa menjadi manajer pada salah satu hotel internasional di Kota Kembang itu. “Perjalanan hidup itu bisa berliku, yang penting kita semangat untuk terus berjuang dan sukses dalam bidang apapun yang ditekuni”, imbuhnya.
Perjanalan menuju posisi bergengsi di Boeing juga bukan perjalanan tanpa liku. Ia pernah ‘menjajal’ berbagai pekerjaan tanpa kenal malu dan lelah, seperti bersih-bersih rumah, mengajar, hingga menjadi asisten di laboratorium komputer. “Saya sendiri mulanya hanya sebagai pegawai kontrak 3 bulan”, ceritanya.
Menurut perempuan lulusan S1 Georgia Institute of Technology Atlanta dan S2 Columbia University ini, mobil otonom tanpa pengemudi atau autopilot sudah cukup banyak dikembangkan di Amerika Serikat terutama di San Francisco. Mobil tersebut akan berkontribusi pada berkurangnya pemanasan global karena menghasilkan emisi karbon dioksida yang jauh lebih rendah.
Moorissa bersama timnya saat ini bahkan tengah memajukan sistem otomatisasi mobil tanpa pengemudi ini sampai pada level 4, yang berarti mobil akan sepenuhnya mandiri, meskipun masih menyediakan ruang kendali bagi pengendara. Level tertinggi dari mobil autopilot adalah level 5, dimana kendaraan tidak hanya semua fungsi sepenuhnya otomatis tetapi juga sepenuhnya otonom alias sama sekali tidak memerlukan alih pengemudi oleh manusia.
Keahlian yang dimiliki oleh sosok seperti Moorissa tidak banyak dimiliki orang lain. Perempuan yang pernah bekerja di NASA dan Tesla ini, sejak kecil menyukai hal berbau mekanik dan teknologi, serta suka mempelajari sesuatu yang baru. “Pengetahuan adalah kekuatan”, tegasnya.
Ia berpesan kepada masyarakat terutama generasi muda Indonesia untuk terus memperluasan wawasan, bersikap positif, ikuti berbagai pelatihan yang meningkatkan kualitas diri, dan senantiasa terbuka pada suatu yang baru agar tidak tertinggal oleh pegerakan zaman yang begitu cepat. “Memiliki mentor juga sangat penting”, tambahnya. Mentor akan menjadi bagian dari perjalanan hidup yang akan terus mendukung dan memberi pelajaran untuk kesuksesan.
Baca Juga
Perempuan Tangguh Indonesia Berkarya di Boeing
Pembicara kedua, Veronika Andrews, menceritakan secara cukup detail tentang perjalanan hidupnya yang sarat akan perjuangan, kegagalan, dan kemenangan. “Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang”, ujar penggemar memotret ini, mengutip kata-kata yang disampaikan Presiden Soekarno dulu.
Ibu yang saat ini berkarir sebagai Manajer Senior Boeing ini mengawali karirnya justru di bidang perhotelan di Bandung. Tak pernah terbesit pula, lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS tersebut, bisa menjadi manajer pada salah satu hotel internasional di Kota Kembang itu. “Perjalanan hidup itu bisa berliku, yang penting kita semangat untuk terus berjuang dan sukses dalam bidang apapun yang ditekuni”, imbuhnya.
Perjanalan menuju posisi bergengsi di Boeing juga bukan perjalanan tanpa liku. Ia pernah ‘menjajal’ berbagai pekerjaan tanpa kenal malu dan lelah, seperti bersih-bersih rumah, mengajar, hingga menjadi asisten di laboratorium komputer. “Saya sendiri mulanya hanya sebagai pegawai kontrak 3 bulan”, ceritanya.