Respons Provokasi AS, China Gelar Latihan Militer di Dekat Taiwan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - China akan mengadakan latihan militer di dekat Taiwan sebagai tanggapan atas apa yang dianggapnya sebagai provokasi Amerika Serikat (AS). Langkah itu diumumkan Kementerian Pertahanan China pada Jumat (15/4/2022).
Pada April, Departemen Luar Negeri AS menyetujui kemungkinan penjualan USD95 juta dari kontraktor dukungan teknis dan peralatan untuk sistem pertahanan udara Patriot ke Taiwan.
China telah berulang kali mengutuk bantuan AS kepada pemerintah di Taipei sebagai campur tangan dalam urusan dalam negeri Beijing.
“Pada tanggal 15 April, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengirim kapal perang, pembom, jet tempur, dan pasukan lainnya untuk mengatur patroli tempur multiguna dan melakukan latihan laut dan udara di Laut China Timur dan di sekitar pulau Taiwan,” ungkap pernyataan Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China.
Kantor berita Taiwan CNA melaporkan delegasi enam anggota kongres AS, yang dipimpin Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Bob Menendez, tiba di pulau itu pada Kamis dalam kunjungan mendadak untuk berbicara dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan Menteri Pertahanan Nasional Chiu Kuo-cheng.
Sebagai tanggapan, Beijing mengatakan dengan tegas menentang setiap kontak resmi antara AS dan Taiwan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan AS "harus mematuhi prinsip satu-China dan ketentuan dari tiga komunike bersama China-AS".
Zhao mendesak AS menghentikan segala bentuk "pertukaran resmi dengan Taiwan dan menghindari melangkah lebih jauh ke jalur berbahaya ini."
Sebelum itu, Pentagon mengatakan telah mendapat persetujuan Departemen Luar Negeri AS tentang kemungkinan kesepakatan senilai USD95 juta dengan Taiwan yang akan mencakup pelatihan, penempatan, penyebaran, operasi, dan pemeliharaan sistem Patriot serta peralatan terkait.
Taiwan telah memiliki pemerintahan yang independen dari China daratan sejak 1949.
Beijing memandang pulau itu sebagai provinsinya, sementara Taiwan menyatakan sebagai negara otonom.
Lihat Juga: Eks Menhan Israel Yoav Gallant akan Pergi ke AS Meski Ada Surat Perintah Penangkapan ICC
Pada April, Departemen Luar Negeri AS menyetujui kemungkinan penjualan USD95 juta dari kontraktor dukungan teknis dan peralatan untuk sistem pertahanan udara Patriot ke Taiwan.
China telah berulang kali mengutuk bantuan AS kepada pemerintah di Taipei sebagai campur tangan dalam urusan dalam negeri Beijing.
“Pada tanggal 15 April, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengirim kapal perang, pembom, jet tempur, dan pasukan lainnya untuk mengatur patroli tempur multiguna dan melakukan latihan laut dan udara di Laut China Timur dan di sekitar pulau Taiwan,” ungkap pernyataan Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China.
Kantor berita Taiwan CNA melaporkan delegasi enam anggota kongres AS, yang dipimpin Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Bob Menendez, tiba di pulau itu pada Kamis dalam kunjungan mendadak untuk berbicara dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan Menteri Pertahanan Nasional Chiu Kuo-cheng.
Sebagai tanggapan, Beijing mengatakan dengan tegas menentang setiap kontak resmi antara AS dan Taiwan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan AS "harus mematuhi prinsip satu-China dan ketentuan dari tiga komunike bersama China-AS".
Zhao mendesak AS menghentikan segala bentuk "pertukaran resmi dengan Taiwan dan menghindari melangkah lebih jauh ke jalur berbahaya ini."
Sebelum itu, Pentagon mengatakan telah mendapat persetujuan Departemen Luar Negeri AS tentang kemungkinan kesepakatan senilai USD95 juta dengan Taiwan yang akan mencakup pelatihan, penempatan, penyebaran, operasi, dan pemeliharaan sistem Patriot serta peralatan terkait.
Taiwan telah memiliki pemerintahan yang independen dari China daratan sejak 1949.
Beijing memandang pulau itu sebagai provinsinya, sementara Taiwan menyatakan sebagai negara otonom.
Lihat Juga: Eks Menhan Israel Yoav Gallant akan Pergi ke AS Meski Ada Surat Perintah Penangkapan ICC
(sya)