Pria Nikahi 3 Pacarnya, Tiap Mempelai Wanita Rela Bayar Mahar Rp43 Juta
loading...
A
A
A
Istri kedua Seua, Pitchaya Suraseeruangchai, 35 tahun, telah bersama selama sembilan tahun dan memiliki tiga putra dan satu putri dengan pria itu.
Istri ketiga, Kawinthida Kulapatchaiyapoom, 31 tahun, bergabung dengan keluarga itu tujuh tahun lalu dan memiliki satu putri dengan pengantin pria.
Keluarga beranggotakan 13 orang itu hidup bersama dan terutama didukung melalui pekerjaan penyembuhan Seua, saat dia merawat 400-500 pasien setiap bulan.
Istri ketiga Suea, Kawinthida, menjelaskan kondisi keluarganya. “Saya ingin menyatukan keluarga saya. Ini adalah cinta yang kami miliki untuk waktu yang lama dan anak-anak kami tumbuh bersama,” tutur dia.
“Saya bertemu suami saya di kontes tato. Kami saling mengenal dan dia bilang dia sudah punya dua pasangan. Dia bilang dia seorang dokter dan dia punya anak,” papar dia.
Kawinthida menambahkan, “Dia selalu jujur dan terbuka dengan kami. Pasangan keduanya meminta saya untuk bergabung dengan mereka dan saya setuju untuk tinggal bersama mereka di bawah satu atap. Kami semua saling membantu untuk mencari nafkah dan bertahan hidup.”
“Istri pertama meminta istri kedua dan istri kedua meminta istri ketiga. Kami menghormati dan percaya pada pengobatan tradisional Thailand dan sangat percaya pada kata ‘empati’ sebagai prinsip yang membuat hidup kita lebih baik. Kami belajar bahwa dalam Brahmana, wanita harus melamar pria, jadi kami bertiga berbicara bersama dan setuju membayar mas kawin masing-masing 100.000 baht,” ujar dia.
Ternyata, para wanita itu tidak pernah bertengkar atau berkelahi, semua memiliki tugas yang jelas dan saling mendukung.
Pernikahan poligami tidak diakui dalam hukum Thailand, tetapi gaya hidup itu masih dipraktikkan beberapa orang.
Istri ketiga, Kawinthida Kulapatchaiyapoom, 31 tahun, bergabung dengan keluarga itu tujuh tahun lalu dan memiliki satu putri dengan pengantin pria.
Keluarga beranggotakan 13 orang itu hidup bersama dan terutama didukung melalui pekerjaan penyembuhan Seua, saat dia merawat 400-500 pasien setiap bulan.
Istri ketiga Suea, Kawinthida, menjelaskan kondisi keluarganya. “Saya ingin menyatukan keluarga saya. Ini adalah cinta yang kami miliki untuk waktu yang lama dan anak-anak kami tumbuh bersama,” tutur dia.
“Saya bertemu suami saya di kontes tato. Kami saling mengenal dan dia bilang dia sudah punya dua pasangan. Dia bilang dia seorang dokter dan dia punya anak,” papar dia.
Kawinthida menambahkan, “Dia selalu jujur dan terbuka dengan kami. Pasangan keduanya meminta saya untuk bergabung dengan mereka dan saya setuju untuk tinggal bersama mereka di bawah satu atap. Kami semua saling membantu untuk mencari nafkah dan bertahan hidup.”
“Istri pertama meminta istri kedua dan istri kedua meminta istri ketiga. Kami menghormati dan percaya pada pengobatan tradisional Thailand dan sangat percaya pada kata ‘empati’ sebagai prinsip yang membuat hidup kita lebih baik. Kami belajar bahwa dalam Brahmana, wanita harus melamar pria, jadi kami bertiga berbicara bersama dan setuju membayar mas kawin masing-masing 100.000 baht,” ujar dia.
Ternyata, para wanita itu tidak pernah bertengkar atau berkelahi, semua memiliki tugas yang jelas dan saling mendukung.
Pernikahan poligami tidak diakui dalam hukum Thailand, tetapi gaya hidup itu masih dipraktikkan beberapa orang.