NATO Gelar Latihan Perang di Perbatasan Rusia, Diikuti Ribuan Tentara
loading...
A
A
A
TALLINN - Pasukan Inggris, Prancis, dan Denmark yang baru saja tiba untuk bertugas di NATO Battlegroup Estonia memulai latihan bersama dengan pasukan Estonia akhir pekan ini.
Latihan perang Bold Dragon yang sedang berlangsung, melibatkan tentara asing dan anggota Brigade Infanteri 1 Estonia. Latihan diadakan di area pelatihan pusat militer negara itu.
Tujuan mereka adalah untuk kesempatan pertama bagi prajurit Eropa Barat yang baru tiba untuk berkenalan dengan medan Estonia dan meningkatkan kerja sama dengan rekan-rekan lokal mereka.
“Pada Sabtu dan Minggu, para peserta latihan berlatih manuver penyerangan dan pertahanan,” ungkap pernyataan Brigade Infanteri ke-1.
“Sekitar 2.000 tentara Estonia ambil bagian dalam latihan perang, yang akan mencapai puncaknya dalam latihan taktis tingkat batalion pada Rabu dan Kamis,” papar pernyataan itu.
Latihan Bold Dragon juga menampilkan penerbangan, termasuk F-16 Belgia, jet Eurofighter Inggris dan helikopter Wildcat serta pesawat Estonia.
“Dalam beberapa hari mendatang, setiap subunit dari battlegroup, dari Inggris, Denmark serta Prancis akan menunjukkan kemampuan mereka, dengan tujuan berintegrasi ke dalam Batalyon Infanteri 1 sebagai unit militer yang efisien,” ungkap Letnan Kolonel Ru Streatfeild, komandan NATO Battlegroup Estonia.
Latihan tersebut berlangsung di tengah serangan militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.
Estonia, yang bergabung dengan NATO pada 2004 bersama dengan tetangga Baltik, Latvia dan Lituania, berbagi perbatasan sepanjang 300 km dengan Rusia.
Sejak awal konflik, NATO secara signifikan meningkatkan kontingennya di Eropa Timur, dengan jumlah pasukan blok di wilayah tersebut membentang dari Baltik ke Laut Hitam sekarang mencapai sekitar 40.000 pasukan.
Rusia menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
Latihan perang Bold Dragon yang sedang berlangsung, melibatkan tentara asing dan anggota Brigade Infanteri 1 Estonia. Latihan diadakan di area pelatihan pusat militer negara itu.
Tujuan mereka adalah untuk kesempatan pertama bagi prajurit Eropa Barat yang baru tiba untuk berkenalan dengan medan Estonia dan meningkatkan kerja sama dengan rekan-rekan lokal mereka.
“Pada Sabtu dan Minggu, para peserta latihan berlatih manuver penyerangan dan pertahanan,” ungkap pernyataan Brigade Infanteri ke-1.
“Sekitar 2.000 tentara Estonia ambil bagian dalam latihan perang, yang akan mencapai puncaknya dalam latihan taktis tingkat batalion pada Rabu dan Kamis,” papar pernyataan itu.
Latihan Bold Dragon juga menampilkan penerbangan, termasuk F-16 Belgia, jet Eurofighter Inggris dan helikopter Wildcat serta pesawat Estonia.
“Dalam beberapa hari mendatang, setiap subunit dari battlegroup, dari Inggris, Denmark serta Prancis akan menunjukkan kemampuan mereka, dengan tujuan berintegrasi ke dalam Batalyon Infanteri 1 sebagai unit militer yang efisien,” ungkap Letnan Kolonel Ru Streatfeild, komandan NATO Battlegroup Estonia.
Latihan tersebut berlangsung di tengah serangan militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.
Estonia, yang bergabung dengan NATO pada 2004 bersama dengan tetangga Baltik, Latvia dan Lituania, berbagi perbatasan sepanjang 300 km dengan Rusia.
Sejak awal konflik, NATO secara signifikan meningkatkan kontingennya di Eropa Timur, dengan jumlah pasukan blok di wilayah tersebut membentang dari Baltik ke Laut Hitam sekarang mencapai sekitar 40.000 pasukan.
Rusia menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(sya)