Shehbaz Sharif Resmi Pimpin Pakistan sebagai Perdana Menteri Baru
loading...
A
A
A
Sharif memperingatkan Pakistan saat ini menuju defisit anggaran dan perdagangan terbesar dalam sejarahnya setelah masa jabatan Imran Khan.
Anggota parlemen dari Gerakan Pakistan untuk Keadilan (Pakistan Tehreek-e-Insaf atau PTI) yang dipimpin Imran Khan, memboikot pemilu dan keluar dari Majelis Nasional sebagai protes.
Kandidat partai untuk jabatan perdana menteri baru, mantan Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi, mengumumkan anggota parlemen PTI akan meninggalkan kursi Majelis Nasional mereka.
Voting berlangsung di tengah gejolak politik yang telah berlangsung lebih dari sepekan menyusul upaya partai-partai oposisi mengadakan mosi tidak percaya pada Perdana Menteri saat itu Imran Khan.
Upaya tersebut, yang dilakukan pada 3 April, digagalkan setelah Khan menyarankan Presiden Arif Alvi membubarkan Majelis Nasional dan karenanya mengadakan pemilu lebih awal.
Langkah itu, bagaimanapun, dibatalkan Mahkamah Agung Pakistan, yang memutuskan langkah itu tidak konstitusional.
Majelis Nasional kemudian bersidang lagi pada 10 April, dengan sukses meloloskan mosi tidak percaya dan dengan demikian menggulingkan Imran Khan.
Perdana menteri yang digulingkan, pada gilirannya, menuduh Amerika Serikat (AS) berada di balik rencana agar partai-partai oposisi menggulingkannya. Washington membantah ada hubungannya dengan pemungutan suara itu.
Partai-partai oposisi, yang bersatu di bawah aliansi Gerakan Demokratik Pakistan menuduh Imran Khan menjalankan pemerintahan dan mengelola ekonomi negara secara buruk, serta penganiayaan terhadap lawan-lawan politiknya.
Khan berkuasa pada 2018, melepaskan diri dari persaingan politik lama antara dua kekuatan politik yakni keluarga Bhutto dan Sharif, yang telah mendominasi politik Pakistan selama beberapa dekade.
Anggota parlemen dari Gerakan Pakistan untuk Keadilan (Pakistan Tehreek-e-Insaf atau PTI) yang dipimpin Imran Khan, memboikot pemilu dan keluar dari Majelis Nasional sebagai protes.
Kandidat partai untuk jabatan perdana menteri baru, mantan Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi, mengumumkan anggota parlemen PTI akan meninggalkan kursi Majelis Nasional mereka.
Voting berlangsung di tengah gejolak politik yang telah berlangsung lebih dari sepekan menyusul upaya partai-partai oposisi mengadakan mosi tidak percaya pada Perdana Menteri saat itu Imran Khan.
Upaya tersebut, yang dilakukan pada 3 April, digagalkan setelah Khan menyarankan Presiden Arif Alvi membubarkan Majelis Nasional dan karenanya mengadakan pemilu lebih awal.
Langkah itu, bagaimanapun, dibatalkan Mahkamah Agung Pakistan, yang memutuskan langkah itu tidak konstitusional.
Majelis Nasional kemudian bersidang lagi pada 10 April, dengan sukses meloloskan mosi tidak percaya dan dengan demikian menggulingkan Imran Khan.
Perdana menteri yang digulingkan, pada gilirannya, menuduh Amerika Serikat (AS) berada di balik rencana agar partai-partai oposisi menggulingkannya. Washington membantah ada hubungannya dengan pemungutan suara itu.
Partai-partai oposisi, yang bersatu di bawah aliansi Gerakan Demokratik Pakistan menuduh Imran Khan menjalankan pemerintahan dan mengelola ekonomi negara secara buruk, serta penganiayaan terhadap lawan-lawan politiknya.
Khan berkuasa pada 2018, melepaskan diri dari persaingan politik lama antara dua kekuatan politik yakni keluarga Bhutto dan Sharif, yang telah mendominasi politik Pakistan selama beberapa dekade.