Ukraina: Putin Luncurkan Serangan Nuklir Berarti Bunuh Diri!
loading...
A
A
A
KIEV - Kiev tidak percaya Presiden Rusia Vladimir Putin akan nekat meluncurkan serangan nuklir dalam perangnya di Ukraina. Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mengatakan kenekatan seperti itu sama halnya dengan bunuh diri.
Sebuah survei dari American Psychological Association (APA) yang dirilis pada bulan Maret menemukan bahwa hampir 70 persen orang Amerika khawatir invasi Ukraina oleh Rusia akan mengarah pada perang nuklir dan bahwa dunia berada pada tahap awal Perang Dunia III.
Sejak Putin memerintahkan pasukannya untuk menyerang Ukraina pada 24 Februari, yang menurut Rusia adalah "operasi militer khusus", sejumlah perkembangan telah menyebabkan kecemasan yang cukup besar bahwa ia akhirnya dapat memutuskan untuk menggunakan senjata nuklir.
Dia memerintahkan pasukan nuklirnya dalam posisi siaga tinggi atau mode siap tempur seminggu setelah invasi dimulai.
Ukraina telah meminta lebih banyak bantuan dari dunia, termasuk NATO. Namun, meskipun sejumlah negara telah mengirim bantuan mematikan dan tidak mematikan, serta menjatuhkan sanksi kepada Rusia, tidak ada yang berkomitmen untuk berperang langsung dengan Moskow.
Kremlin pada Maret lalu mengatakan bisa menggunakan senjata nuklir jika keberadaan negara Rusia terancam.
Berbicara kepada Newshub Nation pada hari Sabtu (9/4/2022), Dubes Kyslytsya mengatakan ancaman perang nuklir oleh Rusia sama dengan pemerasan.
"Saya tidak percaya itu mungkin. Ini bunuh diri bagi Putin sendiri," kata Kyslytsya.
“Sifat Putin, yang suka memproyeksikan citra tak terkalahkan dan pemberani, sifat Putin adalah dia orang yang sangat lemah. Saya tidak percaya dia ingin bunuh diri dengan meluncurkan serangan nuklir karena akan menerima jawaban yang tepat. Itu pada dasarnya adalah bunuh diri," paparnya.
Itu mengacu pada doktrin Mutual-Assured Destruction (MAD) yang menyatakan bahwa setiap negara dengan kemampuan nuklir yang diserang dengan senjata nuklir akan menyerang balik, menghancurkan keduanya. Ukraina tidak lagi memiliki senjata nuklir, tetapi jika Rusia menggunakannya untuk melawan Ukraina, kemungkinan akan menyebabkan pembalasan serius dari Barat.
Sebuah survei dari American Psychological Association (APA) yang dirilis pada bulan Maret menemukan bahwa hampir 70 persen orang Amerika khawatir invasi Ukraina oleh Rusia akan mengarah pada perang nuklir dan bahwa dunia berada pada tahap awal Perang Dunia III.
Sejak Putin memerintahkan pasukannya untuk menyerang Ukraina pada 24 Februari, yang menurut Rusia adalah "operasi militer khusus", sejumlah perkembangan telah menyebabkan kecemasan yang cukup besar bahwa ia akhirnya dapat memutuskan untuk menggunakan senjata nuklir.
Dia memerintahkan pasukan nuklirnya dalam posisi siaga tinggi atau mode siap tempur seminggu setelah invasi dimulai.
Ukraina telah meminta lebih banyak bantuan dari dunia, termasuk NATO. Namun, meskipun sejumlah negara telah mengirim bantuan mematikan dan tidak mematikan, serta menjatuhkan sanksi kepada Rusia, tidak ada yang berkomitmen untuk berperang langsung dengan Moskow.
Kremlin pada Maret lalu mengatakan bisa menggunakan senjata nuklir jika keberadaan negara Rusia terancam.
Berbicara kepada Newshub Nation pada hari Sabtu (9/4/2022), Dubes Kyslytsya mengatakan ancaman perang nuklir oleh Rusia sama dengan pemerasan.
"Saya tidak percaya itu mungkin. Ini bunuh diri bagi Putin sendiri," kata Kyslytsya.
“Sifat Putin, yang suka memproyeksikan citra tak terkalahkan dan pemberani, sifat Putin adalah dia orang yang sangat lemah. Saya tidak percaya dia ingin bunuh diri dengan meluncurkan serangan nuklir karena akan menerima jawaban yang tepat. Itu pada dasarnya adalah bunuh diri," paparnya.
Itu mengacu pada doktrin Mutual-Assured Destruction (MAD) yang menyatakan bahwa setiap negara dengan kemampuan nuklir yang diserang dengan senjata nuklir akan menyerang balik, menghancurkan keduanya. Ukraina tidak lagi memiliki senjata nuklir, tetapi jika Rusia menggunakannya untuk melawan Ukraina, kemungkinan akan menyebabkan pembalasan serius dari Barat.