Pengamat Politik Ingatkan Pemerintah Indonesia: Hati-hati ‘Invasi’ Diam-diam Amerika

Sabtu, 09 April 2022 - 09:41 WIB
loading...
A A A
Gerry mengatakan, berdasarkan pengalaman dua era tersebut, bisa dipahami bahwa ada peran Amerika yang cukup besar terhadap gejolak dan klimaks kepemimpinan Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto.

Selanjutnya, di era reformasi saat ini di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Gerry, di era kepemimpinan Jokowi terjadi perang dagang antara Amerika dan China.

Walaupun jawaban Presiden Jokowi kepada BBC pada 31 januari 2020 bahwa Indonesia menganut sistem ekonomi terbuka bebas aktif, bisa dilihat investasi China di Indonesia sangat jauh lebih besar dibandingkan Amerika. Terutama di bidang infrastruktur.

Selain itu, Presiden Jokowi berhasil merebut kembali PT Freeport Indonesia (PTFI) ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Presiden Jokowi pernah mengungkapkan, saat pemerintah baru berencana merebut PTFI, informasi yang muncul begitu menakutkan. Mulai dari Papua akan terguncang hingga kemarahan pihak Amerika Serikat.

"Dulu waktu kita mau ambil Freeport kembali, mayoritas informasi yang saya terima memang semuanya menakutkan. Menakutkan semuanya. Nanti Papua akan guncang, Papua akan lepas, Amerika akan marah, sampai tiga tahun kita kerja ini," tutur Jokowi saat memberikan arahan dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-7 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akhir tahun lalu.

“Yang terbaru pasca-invasi Rusia ke Ukraina, Amerika Serikat meminta Rusia dikeluarkan dari G20. Negara itu bahkan berujar akan memboikot sejumlah pertemuan jika pejabat Rusia muncul,” kata Gerry, Sabtu (9/4/2022).

Ancaman Amerika tersebut melanjuti sikap pemerintah Indonesia yang belum memberikan sikap tegas untuk mengeluarkan Rusia dari pertemuan G20 di Bali, Oktober mendatang.

“Beberapa sikap Presiden Jokowi tersebut, dari investasi China di Indonesia, PT Freeport Indonesia yang direbut kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, sampai ke sikap Pemerintah Indonesia terhadap Rusia di pertemuan G20 tersebut, patut diwaspadai sikap AS ke depan terhadap Kepemimpinan Presiden Jokowi pada saat ini,” kata Gerry.

“Jika tiba-tiba ada gelombang besar yang meminta Presiden Jokowi untuk turun, bisa saja ada campur tangan AS di dalamnya,” lanjut dia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1483 seconds (0.1#10.140)