Sebut Penjahat Perang, Eks Jaksa PBB Serukan Surat Penangkapan untuk Putin
loading...
A
A
A
BERN - Seorang mantan kepala jaksa PBB menyebut Vladimir Putin sebagai penjahat perang dan menyerukan surat perintah penangkapan internasional untuk presiden Rusia itu. Demikian laporan yang diturunkanoleh beberapa outlet Swiss.
"Putin adalah penjahat perang," kata Carla Del Ponte, yang sebelumnya menuntut kejahatan perang di pengadilan bekas Yugoslavia dan Rwanda, kepada surat kabar Swiss Le Temps seperti dikutip dari Business Insider, Minggu (3/4/2022).
Del Ponte mengatakan kepada outlet Swiss Blick bahwa dia terkejut dengan invasi dan perang yang sedang berlangsung, dengan menyatakan dia tidak pernah berpikir Rusia akan sejauh itu.
"Anda melihat sejak hari pertama bahwa kejahatan perang sedang dilakukan," katanya kepada Blick.
Dia menambahkan bahwa dia sangat terkejut dengan penggunaan kuburan massal, yang mengingatkannya pada bekas pengadilan Yugoslavia. Business Insider sebelumnya melaporkan bahwa kuburan massal telah ditemukan di beberapa kota Ukraina termasuk Mariupol dan Bucha.
"Saya berharap tidak pernah melihat kuburan massal lagi," kata Del Ponte kepada Blick.
“Kita juga tidak boleh melupakan aspek kemanusiaan: orang-orang yang meninggal ini memiliki kerabat yang tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka. Ini tidak bisa diterima, jadi kuburan massal seperti itu harus dibuka kembali. Anda harus menggali dan mengidentifikasi semua mayat, itu pekerjaan besar," imbuhnya.
Del Ponte mencatat bahwa Rusia juga telah melakukan kejahatan perang yang mencakup serangan terhadap warga sipil dan penghancuran gedung-gedung pribadi.
"Putin adalah penjahat perang," kata Carla Del Ponte, yang sebelumnya menuntut kejahatan perang di pengadilan bekas Yugoslavia dan Rwanda, kepada surat kabar Swiss Le Temps seperti dikutip dari Business Insider, Minggu (3/4/2022).
Del Ponte mengatakan kepada outlet Swiss Blick bahwa dia terkejut dengan invasi dan perang yang sedang berlangsung, dengan menyatakan dia tidak pernah berpikir Rusia akan sejauh itu.
"Anda melihat sejak hari pertama bahwa kejahatan perang sedang dilakukan," katanya kepada Blick.
Dia menambahkan bahwa dia sangat terkejut dengan penggunaan kuburan massal, yang mengingatkannya pada bekas pengadilan Yugoslavia. Business Insider sebelumnya melaporkan bahwa kuburan massal telah ditemukan di beberapa kota Ukraina termasuk Mariupol dan Bucha.
"Saya berharap tidak pernah melihat kuburan massal lagi," kata Del Ponte kepada Blick.
“Kita juga tidak boleh melupakan aspek kemanusiaan: orang-orang yang meninggal ini memiliki kerabat yang tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka. Ini tidak bisa diterima, jadi kuburan massal seperti itu harus dibuka kembali. Anda harus menggali dan mengidentifikasi semua mayat, itu pekerjaan besar," imbuhnya.
Del Ponte mencatat bahwa Rusia juga telah melakukan kejahatan perang yang mencakup serangan terhadap warga sipil dan penghancuran gedung-gedung pribadi.