Militer Rusia Ungkap Berbagai Strategi di Dekat Ibu Kota Ukraina
loading...
A
A
A
Oleh karena itu, Konashenkov menggarisbawahi, “Tujuan pengelompokan kembali pasukan Rusia adalah untuk mengintensifkan operasi di daerah-daerah prioritas dan, di atas segalanya, untuk menyelesaikan operasi untuk pembebasan Donbass sepenuhnya.”
Pada Selasa, setelah putaran lain negosiasi dengan Ukraina di Istanbul, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin mengumumkan, “Keputusan dibuat untuk secara drastis, dalam beberapa kali, mengurangi aktivitas militer pada pendekatan ke Kiev dan Chernigov.”
Dia menjelaskan keputusan ini, “Di satu sisi, dengan fakta bahwa pembicaraan dengan Kiev memasuki tahap praktis, dan, di sisi lain, dengan keinginan Rusia meningkatkan rasa saling percaya dan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk langkah perkembangan negosiasi selanjutnya.”
Dengan demikian pengumuman itu dianggap oleh banyak pihak sebagai “isyarat niat baik” dari Moskow.
Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Rabu (30/3/2022) memperingatkan terhadap optimisme yang berlebihan.
Dia mengatakan kesepakatan pihak Ukraina untuk memulai merumuskan secara konkret dan menuliskan apa yang diusulkannya sejauh ini merupakan satu-satunya hasil positif dari pembicaraan tersebut.
“Selebihnya, sejauh ini, katakanlah, kami tidak dapat menyatakan sesuatu yang sangat menjanjikan, terobosan apa pun, masih ada pekerjaan yang sangat, sangat panjang yang harus dilakukan,” ujar Peskov.
Negosiator utama Rusia, Vladimir Medinsky, pada gilirannya, mengatakan pada Rabu bahwa Ukraina pada prinsipnya setuju secara resmi menjadi negara netral.
Tawaran Ukraina untuk bergabung dengan NATO adalah salah satu alasan Moskow meluncurkan kampanye militer terhadap negara itu bulan lalu.
Moskow menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan Rusia atas kemerdekaan republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Pada Selasa, setelah putaran lain negosiasi dengan Ukraina di Istanbul, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin mengumumkan, “Keputusan dibuat untuk secara drastis, dalam beberapa kali, mengurangi aktivitas militer pada pendekatan ke Kiev dan Chernigov.”
Dia menjelaskan keputusan ini, “Di satu sisi, dengan fakta bahwa pembicaraan dengan Kiev memasuki tahap praktis, dan, di sisi lain, dengan keinginan Rusia meningkatkan rasa saling percaya dan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk langkah perkembangan negosiasi selanjutnya.”
Dengan demikian pengumuman itu dianggap oleh banyak pihak sebagai “isyarat niat baik” dari Moskow.
Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Rabu (30/3/2022) memperingatkan terhadap optimisme yang berlebihan.
Dia mengatakan kesepakatan pihak Ukraina untuk memulai merumuskan secara konkret dan menuliskan apa yang diusulkannya sejauh ini merupakan satu-satunya hasil positif dari pembicaraan tersebut.
“Selebihnya, sejauh ini, katakanlah, kami tidak dapat menyatakan sesuatu yang sangat menjanjikan, terobosan apa pun, masih ada pekerjaan yang sangat, sangat panjang yang harus dilakukan,” ujar Peskov.
Negosiator utama Rusia, Vladimir Medinsky, pada gilirannya, mengatakan pada Rabu bahwa Ukraina pada prinsipnya setuju secara resmi menjadi negara netral.
Tawaran Ukraina untuk bergabung dengan NATO adalah salah satu alasan Moskow meluncurkan kampanye militer terhadap negara itu bulan lalu.
Moskow menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan Rusia atas kemerdekaan republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.