3 Seruan atau Ancaman Pembunuhan yang Mengarah kepada Presiden Rusia Vladimir Putin

Selasa, 15 Maret 2022 - 20:47 WIB
loading...
3 Seruan atau Ancaman...
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto/The Japan Times
A A A
MOSKOW - Vladimir Putin sepertinya masih belum memiliki keinginan untuk menarik pasukannya dari Ukraina. Hal tersebut terjadi karena saat ini, invasi Rusia terhadap Ukraina masih terjadi.

Invasi Rusia terhadap Ukraina sudah berjalan selama beberapa minggu. Sampai saat ini belum ada tanda-tanda bahwa perang tersebut akan berakhir. Bahkan, ada sumber yang mengatakan bahwa ada kemungkinan Rusia akan meningkatkan intensitas serangannya ke Ukraina.

Dalam hal ini, walaupun Rusia telah mendapat berbagai sanksi internasional dari negara-negara di dunia, namun Vladimir Putin tetap enggan untuk menarik pasukannya dari Ukraina. Putin menegaskan dirinya tidak takut dengan berbagai sanksi yang bertujuan melemahkan Rusia.

Sikap Vladimir Putin yang tidak mau menarik pasukannya dari Ukraina, memunculkan beberapa seruan atau ancaman pembunuhan terhadap dirinya dari berbagai pihak.



Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa ancaman pembunuhan yang mengarah ke Vladimir Putin atas Invasinya ke Ukraina:

1. Mantan Kepala Angkatan Darat Inggris

Seruan ancaman pembunuhan terhadap Vladimir Putin yang pertama dikatakan oleh mantan Kepala Angkatan Darat Inggris, Kolonel Richard Kemp. Dalam hal ini, Richard Kemp berpendapat bahwa negara barat harus mempertimbangkan untuk membunuh Vladimir Putin.

Dilansir dari laman Mirror, Kolonel Richard Kemp yang pernah memimpin pasukan Inggris di Afghanistan mengatakan bahwa NATO tidak boleh mengesampingkan pembunuhan Vladimir Putin.

“NATO harus mempertimbangkan semua opsi untuk menyingkirkannya (Putin) dari kekuasaan. Itu termasuk membunuhnya meskipun itu sulit dilakukan atau tidak diinginkan.” Ucap Richard Kemp.

Pensiunan perwira Angkatan Darat ini pun menganggap bahwa membunuh Vladimir Putin merupakan satu-satunya jalan untuk mengakhiri perang dan mencegah konflik baru di masa mendatang.

“Dia adalah Panglima Tertinggi pasukan Rusia yang memerintahkan perang agresi dan menjadi target yang sah. Pemerintah kami dulu merencanakan pembunuhan Hitler dalam perang dunia kedua. Seandainya dia dibunuh pada akhir 1930-an, kita tidak akan mengalami konflik yang menewaskan 70 juta orang.”



2. Pengusaha Rusia

Beberapa waktu yang lalu sempat heboh mengenai berita yang menyebutkan seorang pengusaha Rusia menawarkan hadiah fantastis bagi orang yang bisa menangkap Vladimir Putin.

Dilansir dari laman Fortune, dalam sebuah postingan LinkedIn (saat ini sudah dihapus), pengusaha Alex Konanykhin memposting foto Putin dan kata-kata ‘Dicari: Hidup atau Mati. Vladimir Putin atas pembunuhan Massal.”

“Saya berjanji akan memberikan bayaran $1.000.000 kepada petugas yang sesuai dengan tugas konstitusional mereka, menangkap Putin sebagai penjahat perang di bawah hukum Rusia dan Internasional.” Ucap Konanykhin.

Setelah berita tersebut tersebar, diketahui bahwa Alex Konanykhin merupakan mantan bankir dan CEO Transparent Business saat ini. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan perangkat lunak yang berlokasi di San Fransisco, California.

“Saya kecewa dan marah dengan serangan dan kejahatan perang Rusia di Ukraina. Putin tidak bisa mengakui kekalahan atau dia berisiko kehilangan kekuasaannya. Dia tidak memiliki legitimasi pemimpin terpilih, karena menghilangkan pemilihan yang bebas dan adil, jadi kekuatannya hanya bertumpu pada ketakutan yang dia tanamkan pada bawahannya.” Ucap Konanykhin kepada Fortune.



3. Senator Amerika Serikat Lindsay Graham

Senator Amerika Serikat, Lindsey Graham sempat membuat seruan untuk membunuh Vladimir Putin. Melalui akun Twitternya, Lindsey Graham menyarankan warga Rusia untuk membunuh presiden mereka. Hal tersebut dilakukan agar perang di Ukraina bisa berakhir.

Namun, tidak berselang lama setelah seruannya tersebut, Lindsey Graham mendapat banyak kecaman karena bisa memicu kemarahan Rusia dan menyebabkan perang dengan skala yang lebih besar.

Salah satu kecaman datang dari anggota parlemen AS, Ilhan Omar yang khawatir seruan Graham bisa memicu perang dunia ketiga.

“Kita membutuhkan pemimpin dengan pikiran yang tenang dan kebijakan yang bagus, bukan politisi penghasut perang yang haus darah melalui cuitannya dengan menuntut pembunuhan. Amerika tidak ingin perang.” Ucap Omar dalam akun twitternya.

Selain itu, Gedung Putih pun menjauhkan diri dari pernyataan Lindsey Graham yang menyerukan pembunuhan Vladimir Putin.

“Itu bukan posisi pemerintah Amerika Serikat dan tentu saja bukan pernyataan yang akan anda dengar dari mulut siapapun di pemerintahan ini. Kami tidak menganjurkan untuk membunuh pemimpin negara asing. Itu bukan kebijakan Amerika Serikat.” Ucap Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1492 seconds (0.1#10.140)