Horor, Tank Rusia Dituduh Ledakkan Wanita Ukraina saat Hendak Beli Obat

Minggu, 13 Maret 2022 - 03:51 WIB
loading...
Horor, Tank Rusia Dituduh Ledakkan Wanita Ukraina saat Hendak Beli Obat
Valeriia Maksetska, wanita Ukraina yang dilaporkan diledakkan oleh tank tempur Rusia saat dia bersama ibu dan sopirnya di dalam mobil untuk perjalanan membeli obat. Foto/Twitter via The Mirror
A A A
YAROSLAV - Tank tempur tentara Rusia dituduh telah meledakkan seorang wanita Ukraina yang meninggalkan rumahnya di Kiev untuk membeli obat bagi ibunya yang sakit.

Valeriia Maksetska dilaporkan dibunuh bersama ibunya; Irina, dan sopir mereka, Yaroslav, di sebuah desa dekat Kiev.

Wanita pemberani itu awalnya memutuskan untuk tetap tinggal di Kiev untuk membantu warga sipil yang dikepung pasukan Rusia.

Tetapi ketika ibunya kehabisan obat, mereka dia membuat keputusan untuk melarikan diri.

Ketiga korban telah menunggu di dalam mobil untuk memberikan kesempatan bagi konvoi pasukan Rusia lewat di jalan barat Kiev. Namun, sebuah tank tempur militer Moskow dilaporkan menembaki mereka.



Menurut administrator USAID Samantha Power, ketiganya tewas dalam serangan yang mengerikan itu.

Menurut Power, Valeriia, yang dipekerjakan oleh Chemonics, tewas secara tragis sebelum ulang tahunnya yang ke-32.

"Saya sangat sedih untuk berbagi kematian Valeriia 'Lera' Maksetska-warga Ukraina yang bangga, mitra pelaksana USAID tercinta dan pemimpin brilian, penuh kasih dalam membangun kohesi sosial dan memerangi disinformasi," ujarnya, seperti dikutip The Mirror, Sabtu (13/3/2022).

Valeriia, juga dikenal sebagai Lera, lahir dan besar di Donetsk, dan telah bekerja pada respons kemanusiaan setelah invasi Rusia tahun 2014.

"Dia selamat dari penembakan di Donetsk, pindah ke Kiev, dan mulai bekerja dengan USAID -di mana dia menjadi dicintai sebagai 'wanita pemberani dengan hati yang baik'," papar Power.

Menurut Power, dia bisa saja meninggalkan Kiev ketika invasi dimulai, tetapi memilih tetap tinggal untuk membantu orang lain.

Power mengatakan bahwa sementara Lera, Irina dan sopir mereka menunggu di dalam mobil demi konvoi pasukan Rusia lewat, ketika sebuah tank menembaki mereka, menewaskan ketiganya.

Setelah kematiannya, Power mengatakan USAID sedang merayakan dedikasinya yang kuat untuk Ukraina dan semangat yang menggembirakan.

Menurut Power, Lera marah pada kekerasan yang mengerikan di Ukraina, tetapi juga bangga menjadi orang Ukraina dan tinggal di suatu tempat di mana kepercayaan penting.

Chief executive Chemonics Jamey Butcher membagikan foto Valeriia bersama lebih dari 300 orang di dalamnya, dalam serangan horor terbaru terhadap warga sipil.

Untungnya tidak ada yang tewas dalam serangan yang dilaporkan di gedung, yang dekat Oskil, di provinsi Kharkiv, Ukraina.

Dapat dipahami, bagaimanapun, rumah tersebut mengalami kerusakan parah dan sekarang tanpa pemanas, listrik atau air.

Beberapa orang yang tinggal di rumah membutuhkan kursi roda, meskipun 63 orang telah dievakuasi sejak pengeboman.

Pejabat regional, Oleg Sinegubov, menulis di Telegram: "Musuh hari ini menyerang tempat khusus untuk orang cacat di dekat Oskil."

Dia menambahkan bahwa 10 orang di dalam rumah membutuhkan kursi roda, sementara 50 orang mengalami keterbatasan gerak.

Serbuan itu terjadi hanya dua hari setelah serangan Rusia menghantam sebuah rumah sakit anak dan bersalin di kota pelabuhan selatan Mariupol.

Tiga orang tewas dalam pengeboman oleh pasukan Rusia, termasuk seorang anak berusia enam tahun. Pemerintah Ukraina menggembarkannya sebagai genosida.

Setidaknya 17 lainnya dilaporkan terluka, beberapa di antaranya termasuk wanita hamil.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1724 seconds (0.1#10.140)