Citra Satelit Tunjukkan Konstruksi Baru di Situs Nuklir Korut, Bersiap Lakukan Uji Coba?
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Citra satelit menunjukkan dimulainya kembali kegiatan konstruksi di tempat uji coba nuklir Korea Utara (Korut) hampir empat tahun setelah Kim Jong-un mengumumkan penutupan situs tersebut.
Foto satelit dari Planet Labs PBC menunjukkan dua struktur baru di sebelah selatan tempat uji coba nuklir Korut Punggye-ri yang tampaknya dibangun antara bulan Februari dan awal Maret.
Konstruksi baru di Punggye-ri pertama kali dilaporkan dalam analisis citra satelit dari Maxar Technologies oleh Jeffrey Lewis dan Dave Schmerler di James Martin Center for Nonproliferation Studies di Middlebury Institute of International Studies. Gambar-gambar itu diambil pada 6 Maret, dua hari setelah gambar Maxar digunakan oleh Lewis dan Schmerler.
Para analis mengatakan pekerjaan konstruksi adalah kegiatan pertama yang mereka lihat di lokasi tersebut sejak Mei 2018, ketika Korut mengundang sekelompok jurnalis asing untuk menyaksikan penghancuran terowongan di lokasi tersebut. Korut kemudian tidak mengundang ahli dari luar yang mampu mensertifikasi apa yang telah dihancurkan.
“Kami melihat tanda-tanda awal aktivitas di lokasi baru, termasuk pembangunan gedung baru, perbaikan gedung lain, dan kemungkinan kayu dan serbuk gergaji,” tulis Lewis dan Schmerler.
“Korea Utara menggunakan sejumlah besar kayu di lokasi tersebut baik untuk bangunan maupun untuk menopang terowongan. Perubahan ini hanya terjadi dalam beberapa hari terakhir,” sambung laporan itu seperti dikutip dari AP, Rabu (9/3/2022).
Para analis mengatakan ini menunjukkan Korut telah membuat keputusan tentang status situs tersebut dan mungkin berencana untuk mengembalikannya ke keadaan siap untuk melanjutkan uji coba nuklir.
“Tempat uji coba itu membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, dari kesiapan Korea Utara untuk melakukan ledakan nuklir di sana,” tulis mereka.
“Berapa lama waktu yang dibutuhkan Korea Utara untuk melanjutkan pengujian bahan peledak di lokasi itu tergantung pada tingkat kerusakan terowongan itu sendiri, sesuatu yang kami tidak tahu dengan pasti. Mungkin juga Korea Utara akan melanjutkan uji coba nuklir di lokasi lain,” para ahli menambahkan.
Sebelumnya, penilaian ancaman tahunan komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) juga memperingatkan bahwa kemungkinan akan ada uji coba nuklir baru oleh Korut.
"Pada bulan Januari, Korea Utara mulai meletakkan dasar untuk peningkatan ketegangan yang dapat mencakup (rudal balistik antarbenua) atau mungkin uji coba nuklir tahun ini – tindakan yang belum dilakukan Pyongyang sejak 2017,” bunyi penilaian yang dirilis pada Selasa waktu setempat.
Foto satelit dari Planet Labs PBC menunjukkan dua struktur baru di sebelah selatan tempat uji coba nuklir Korut Punggye-ri yang tampaknya dibangun antara bulan Februari dan awal Maret.
Konstruksi baru di Punggye-ri pertama kali dilaporkan dalam analisis citra satelit dari Maxar Technologies oleh Jeffrey Lewis dan Dave Schmerler di James Martin Center for Nonproliferation Studies di Middlebury Institute of International Studies. Gambar-gambar itu diambil pada 6 Maret, dua hari setelah gambar Maxar digunakan oleh Lewis dan Schmerler.
Para analis mengatakan pekerjaan konstruksi adalah kegiatan pertama yang mereka lihat di lokasi tersebut sejak Mei 2018, ketika Korut mengundang sekelompok jurnalis asing untuk menyaksikan penghancuran terowongan di lokasi tersebut. Korut kemudian tidak mengundang ahli dari luar yang mampu mensertifikasi apa yang telah dihancurkan.
“Kami melihat tanda-tanda awal aktivitas di lokasi baru, termasuk pembangunan gedung baru, perbaikan gedung lain, dan kemungkinan kayu dan serbuk gergaji,” tulis Lewis dan Schmerler.
“Korea Utara menggunakan sejumlah besar kayu di lokasi tersebut baik untuk bangunan maupun untuk menopang terowongan. Perubahan ini hanya terjadi dalam beberapa hari terakhir,” sambung laporan itu seperti dikutip dari AP, Rabu (9/3/2022).
Para analis mengatakan ini menunjukkan Korut telah membuat keputusan tentang status situs tersebut dan mungkin berencana untuk mengembalikannya ke keadaan siap untuk melanjutkan uji coba nuklir.
“Tempat uji coba itu membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, dari kesiapan Korea Utara untuk melakukan ledakan nuklir di sana,” tulis mereka.
“Berapa lama waktu yang dibutuhkan Korea Utara untuk melanjutkan pengujian bahan peledak di lokasi itu tergantung pada tingkat kerusakan terowongan itu sendiri, sesuatu yang kami tidak tahu dengan pasti. Mungkin juga Korea Utara akan melanjutkan uji coba nuklir di lokasi lain,” para ahli menambahkan.
Sebelumnya, penilaian ancaman tahunan komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) juga memperingatkan bahwa kemungkinan akan ada uji coba nuklir baru oleh Korut.
"Pada bulan Januari, Korea Utara mulai meletakkan dasar untuk peningkatan ketegangan yang dapat mencakup (rudal balistik antarbenua) atau mungkin uji coba nuklir tahun ini – tindakan yang belum dilakukan Pyongyang sejak 2017,” bunyi penilaian yang dirilis pada Selasa waktu setempat.
(ian)