Rusia Bisa Langsung Setop Serangan Saat Ukraina Setujui Syaratnya

Selasa, 08 Maret 2022 - 19:22 WIB
loading...
Rusia Bisa Langsung Setop Serangan Saat Ukraina Setujui Syaratnya
Warga melintasi jembatan yang hancur saat mengungsi dari kota Irpin, saat pasukan Rusia mendekati Kiev, di Irpin, dekat Kiev, Ukraina, 7 Maret 2022. Foto/REUTERS/Carlos Barria
A A A
MOSKOW - Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada Reuters pada Selasa (8/3/2022) bahwa serangan militer Rusia terhadap Ukraina akan berhenti "dalam sekejap" jika Kiev memenuhi beberapa persyaratan utama.

Rusia ingin Ukraina mengabadikan netralitas dalam konstitusinya, mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia, dan mengakui Republik Donetsk dan Lugansk sebagai negara merdeka.

"Mereka harus membuat amandemen konstitusi mereka yang menurutnya Ukraina akan menolak setiap tujuan untuk memasuki blok mana pun," papar pernyataan Peskov, dilansir RT.com.



Tuntutan ini adalah kuncinya, karena jalan menuju aksesi NATO ditulis ke dalam konstitusi Ukraina pada tahun 2019.



Keanggotaan Ukraina dalam aliansi Barat dianggap sebagai ancaman keamanan yang tidak dapat diterima oleh Moskow, dan ekspansi blok tersebut telah dibandingkan oleh Presiden Vladimir Putin dengan gagasan Rusia menempatkan rudal di perbatasan AS, yakni di Kanada atau Meksiko.



Selama beberapa putaran negosiasi yang mengarah ke serangan Rusia, para pemimpin Barat berulang kali menolak mengesampingkan keanggotaan NATO untuk Ukraina.

Peskov mengatakan kepada Reuters bahwa Rusia tidak berusaha membuat klaim teritorial lebih lanjut di Ukraina, tetapi ingin Kiev mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia.



Dianggap sebagai tanah Rusia sejak zaman Kekaisaran, Krimea adalah republik otonom di dalam Uni Soviet sampai diserahkan ke SSR Ukraina oleh Nikita Kruschev pada tahun 1954.

Krimea memilih bergabung kembali dengan Rusia pada 2014, setelah beberapa upaya referendum oleh penduduknya untuk memisahkan diri dari Ukraina setelah berakhirnya Uni Soviet.

“Setelah mengamandemen konstitusinya dan mengakui kedaulatan Rusia, Ukraina perlu mengakui bahwa Donetsk dan Lugansk adalah negara merdeka. Dan itu saja. Itu (serangan) akan berhenti segera," tegas Peskov.

Pasukan Ukraina telah melancarkan kampanye militer terhadap kedua wilayah yang memisahkan diri, yang secara kolektif dikenal sebagai Donbass, sejak 2014.

Rusia menuduh Ukraina melakukan “genosida” terhadap penutur bahasa Rusia di Donbass, dan Putin mengakui kemerdekaan kedua republik tersebut bulan lalu, sehari sebelum meluncurkan apa yang disebutnya "operasi militer" untuk "mendemilitarisasi" dan "mendenazifikasi" Ukraina.

"Kami benar-benar menyelesaikan demiliterisasi Ukraina. Kami akan menyelesaikannya," ujar Peskov kepada Reuters.

Dia menambahkan, "Tetapi yang utama adalah Ukraina menghentikan aksi militernya. Mereka harus menghentikan aksi militer mereka dan kemudian tidak ada yang akan menembak."

Dua putaran negosiasi antara pejabat Ukraina dan Rusia telah gagal menghasilkan resolusi konflik, yang kini telah berkecamuk selama 12 hari.

Pada Senin, delegasi dari Moskow dan Kiev tiba di Belarusia untuk putaran ketiga pembicaraan, sementara pasukan Rusia mengumumkan gencatan senjata di beberapa kota untuk memungkinkan pengungsi melarikan diri.

Dua gencatan senjata sebelumnya segera runtuh karena kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran.

Ukraina telah mengkritik rencana kemanusiaan terbaru Rusia, menyebutnya "tidak bermoral" karena rutenya hanya menuju Rusia dan Belarusia.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1284 seconds (0.1#10.140)