Dosen Israel Ikut Konferensi di Universitas Bahrain, Delegasi Kuwait Menarik Diri

Minggu, 06 Maret 2022 - 13:06 WIB
loading...
Dosen Israel Ikut Konferensi...
Dosen Israel ikut konferensi di Universitas Bahrain, delegasi Kuwait menarik diri. Foto/Ilustrasi
A A A
MANAMAH - Delegasi akademik Kuwait mengundurkan diri dari konferensi di Universitas Bahrain menyusul partisipasi seorang dosen Israel . Demikian lapor harian Palestina, Al-Quds, pada hari Jumat.

College of Business Administration di University of Bahrain mengumumkan akan mengadakan 'The Middle East Conference for the Development of Business Administration Colleges' pada 2 dan 3 Maret. Konferensi ini dilakukan bersama beberapa negara Arab, tetapi tidak menyebutkan partisipasi delegasi Israel didalamnya.

Penarikan delegasi Kuwait itu dikonfirmasi oleh LSM Pemuda untuk Yerusalem cabang Kuwait di akun Twitter mereka.



"Mereka mengundang kami untuk mengunjungi tanah rampasan kami yang diduduki oleh entitas kriminal mereka, lalu menyebut mereka pertemuan akademis dan ilmiah!" kata mereka dalam tweetnya seperti dikutip dari Al Araby, Minggu (6/3/2022).

Musab Al-Mutawa, kepala Pemuda untuk Yerusalem mengatakan kepada Quds Press yang berbasis di London: "Penarikan delegasi akademik Kuwait menegaskan posisi negara yang jelas dan resmi untuk menolak normalisasi dengan Israel dalam segala bentuknya."

Kuwait tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan mempertahankan sikap yang kuat terhadap normalisasi, dan ada beberapa undang-undang yang menghukum ekspresi simpati terhadap Israel.



"(Sikap ini) telah menjadi salah satu senjata yang membentuk benjolan di tenggorokan entitas pendudukan Israel, dan kartu tekanan dan membahayakannya," tambahnya.

"(Posisi Kuwait) tidak dan tidak akan berubah terhadap isu sentral pertamanya, dan kebutuhan untuk mendukung rakyat Palestina," tegasnya dalam pernyataannya.

Bulan lalu, penemu dan insinyur Kuwait Jenan Al-Shehab mengundurkan diri dari Dubai Expo 2020 sebagai tanggapan atas pameran yang mengadakan paviliun "Hari Israel".



Bahrain menjadi negara Teluk kedua yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel setelah UEA, pada September 2020.

Pada saat itu, warga Bahrain diam-diam memprotes kesepakatan dengan Israel karena tindakan keras yang sedang berlangsung terhadap para pembangkang, dan tagar seperti "Bahrain melawan normalisasi" menjadi tren.

Palestina secara luas mengutuk kesepakatan normalisasi negara-negara Arab dengan Tel Aviv, dengan mengatakan bahwa itu sama dengan memberi penghargaan kepada Israel sementara terus menduduki Tepi Barat dan mengepung Jalur Gaza.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1187 seconds (0.1#10.140)