Perang Terus Berkecamuk, China Desak Rusia-Ukraina Gelar Perundingan Langsung

Minggu, 06 Maret 2022 - 09:45 WIB
loading...
A A A
Sementara itu, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, Blinken mengatakan dunia sedang menonton untuk melihat negara mana yang membela prinsip-prinsip dasar kebebasan, penentuan nasib sendiri dan kedaulatan.

"Dunia bertindak serempak untuk menolak dan menanggapi agresi Rusia, memastikan bahwa Moskow akan membayar harga tinggi," kata Blinken.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell juga mengatakan bahwa China harus menengahi pembicaraan damai di masa depan antara Rusia dan Ukraina karena kekuatan Barat tidak dapat memenuhi peran tersebut.



"Tidak ada alternatif. Harus China, saya yakin itu," kata Borrell dalam wawancara dengan harian Spanyol El Mundo yang diterbitkan pada Jumat malam.

"Diplomasi tidak bisa hanya Eropa atau Amerika. Diplomasi China memiliki peran untuk dimainkan di sini," imbuhnya.

"Kami belum memintanya dan begitu juga mereka (China), tetapi karena itu harus menjadi kekuatan dan baik AS maupun Eropa tidak dapat menjadi (penengah), maka China yang bisa," ujarnya.

Borrell mengatakan "jelas" bahwa UE dan Amerika Serikat tidak dapat menengahi dan mengesampingkan menghidupkan kembali apa yang disebut format Normandia, kerangka kerja diplomatik empat arah yang melibatkan Rusia, Ukraina, Prancis, dan Jerman.



Hampir 1,37 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak awal invasi, menurut data terbaru PBB.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1847 seconds (0.1#10.140)