498 Prajurit Rusia Tewas dan 2.870 Tentara Ukraina Gugur dalam Perang
loading...
A
A
A
MOSKOW - Militer Rusia mengumumkan sekitar 498 prajurit tewas dan hampir 1.600 tentara terluka selama serangan yang sedang berlangsung di Ukraina.
Pengumuman itu dirilis militer Rusia pada Rabu (2/3/2022). Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia membantah laporan bahwa ada korban "tak terhitung" selama konflik hingga saat ini.
Kemhan Rusia menyebut disinformasi yang disengaja disebarkan itu berasal dari musuh.
Menurut perkiraan militer Rusia, unit tentara Ukraina dan paramiliter sayap kanan Kiev dilaporkan kehilangan sedikitnya 2.870 tentara, sementara 3.700 orang lainnya menderita berbagai luka.
“Sekitar 572 prajurit Ukraina ditawan,” papar Kemhan Rusia.
“Unit Rusia yang terlibat dalam serangan itu hanya terdiri dari tentara profesional,” ungkap militer Rusia yang membantah tuduhan bahwa pasukan invasi sebagian besar terdiri dari "wajib militer."
Jumlah korban resmi yang diumumkan Moskow berbeda secara drastis dari klaim yang disuarakan Kiev, yang mengatakan lebih dari 5.800 tentara Rusia tewas sejak invasi dimulai.
Moskow melancarkan serangannya terhadap Ukraina pekan lalu, mengklaim bahwa itu adalah satu-satunya pilihan yang tersisa untuk melindungi Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri di timur negara itu.
“Denazifikasi” dan “demiliterisasi” Ukraina adalah di antara tujuan lain yang diungkapkan dari operasi Rusia tersebut.
Kiev telah membantah menyembunyikan rencana merebut kembali republik-republik yang memisahkan diri dengan paksa, menyebut serangan Rusia itu tidak beralasan.
Donetsk dan Luhansk berpisah dari Ukraina pada 2014, menyusul peristiwa Maidan yang menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis di Kiev. Menjelang invasi, Rusia secara resmi mengakui republik-republik tersebut sebagai negara merdeka.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut tentara Ukraina melakukan genosida terhadap warga Rusia dan warga berbahasa Rusia di wilayah Donbass yang memerdekakan diri. Tuduhan itu disangkal Kiev.
Pengumuman itu dirilis militer Rusia pada Rabu (2/3/2022). Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia membantah laporan bahwa ada korban "tak terhitung" selama konflik hingga saat ini.
Kemhan Rusia menyebut disinformasi yang disengaja disebarkan itu berasal dari musuh.
Menurut perkiraan militer Rusia, unit tentara Ukraina dan paramiliter sayap kanan Kiev dilaporkan kehilangan sedikitnya 2.870 tentara, sementara 3.700 orang lainnya menderita berbagai luka.
“Sekitar 572 prajurit Ukraina ditawan,” papar Kemhan Rusia.
“Unit Rusia yang terlibat dalam serangan itu hanya terdiri dari tentara profesional,” ungkap militer Rusia yang membantah tuduhan bahwa pasukan invasi sebagian besar terdiri dari "wajib militer."
Jumlah korban resmi yang diumumkan Moskow berbeda secara drastis dari klaim yang disuarakan Kiev, yang mengatakan lebih dari 5.800 tentara Rusia tewas sejak invasi dimulai.
Moskow melancarkan serangannya terhadap Ukraina pekan lalu, mengklaim bahwa itu adalah satu-satunya pilihan yang tersisa untuk melindungi Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri di timur negara itu.
“Denazifikasi” dan “demiliterisasi” Ukraina adalah di antara tujuan lain yang diungkapkan dari operasi Rusia tersebut.
Kiev telah membantah menyembunyikan rencana merebut kembali republik-republik yang memisahkan diri dengan paksa, menyebut serangan Rusia itu tidak beralasan.
Donetsk dan Luhansk berpisah dari Ukraina pada 2014, menyusul peristiwa Maidan yang menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis di Kiev. Menjelang invasi, Rusia secara resmi mengakui republik-republik tersebut sebagai negara merdeka.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut tentara Ukraina melakukan genosida terhadap warga Rusia dan warga berbahasa Rusia di wilayah Donbass yang memerdekakan diri. Tuduhan itu disangkal Kiev.
(sya)