Rusia Respons Ukraina Putus Hubungan Diplomatik: Kami Tidak Terkejut
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia mengatakan mereka tidak terkejut dengan Kiev yang memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Moskow.
“Rusia tidak akan membuat pilihan ini tetapi menganggapnya sebagai kesimpulan logis dari kebijakan Russophobic dari kepemimpinan Ukraina,” ungkap pernyataan Kemlu Rusia yang dikutip RIA Novosti.
Kementerian mencatat Ukraina telah meningkatkan kebijakan diskriminatif terhadap etnis Rusia yang tinggal di Ukraina dan menurunkan hubungan dengan Rusia sejak kudeta bersenjata 2014, yang menggulingkan Presiden terpilih saat itu Viktor Yanukovich dari kekuasaan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan semua hubungan diplomatik dengan Rusia telah terputus di tengah operasi militer, yang diluncurkan Moskow pada Kamis pagi.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tujuan oprasi itu adalah untuk mendemiliterisasi dan "de-Nazify" Ukraina.
Baca juga: Rusia Hancurkan Pertahanan Udara Ukraina Secara Presisi
Putin menuduh negara-negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat (AS) memompa Ukraina dengan senjata canggih dan meningkatkan kehadiran NATO di negara itu.
“Serangan militer diperlukan untuk mencegah pertumpahan darah yang lebih buruk di masa depan,” ungkap Putin.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan pernyataan yang disiarkan televisi pada Kamis (24/2/2022) bahwa negaranya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Rusia.
Dia meminta masyarakat mendukung pasukan bersenjata, termasuk dengan mengangkat senjata dan mempersiapkan diri untuk berperang.
Dia berjanji mencabut berbagai sanksi pribadi, yang telah dia terapkan sebelumnya, pada siapa pun yang mau membela Ukraina.
Zelensky mengatakan serangan Rusia terhadap Ukraina mirip dengan invasi Nazi. Dia meminta warga Rusia memprotes keputusan pemerintahnya yang menyerang Ukraina.
Pemimpin Ukraina meminta media mendukung persatuan nasional dengan melakukan "mobilisasi informasi".
“Rusia tidak akan membuat pilihan ini tetapi menganggapnya sebagai kesimpulan logis dari kebijakan Russophobic dari kepemimpinan Ukraina,” ungkap pernyataan Kemlu Rusia yang dikutip RIA Novosti.
Kementerian mencatat Ukraina telah meningkatkan kebijakan diskriminatif terhadap etnis Rusia yang tinggal di Ukraina dan menurunkan hubungan dengan Rusia sejak kudeta bersenjata 2014, yang menggulingkan Presiden terpilih saat itu Viktor Yanukovich dari kekuasaan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan semua hubungan diplomatik dengan Rusia telah terputus di tengah operasi militer, yang diluncurkan Moskow pada Kamis pagi.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tujuan oprasi itu adalah untuk mendemiliterisasi dan "de-Nazify" Ukraina.
Baca juga: Rusia Hancurkan Pertahanan Udara Ukraina Secara Presisi
Putin menuduh negara-negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat (AS) memompa Ukraina dengan senjata canggih dan meningkatkan kehadiran NATO di negara itu.
“Serangan militer diperlukan untuk mencegah pertumpahan darah yang lebih buruk di masa depan,” ungkap Putin.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan pernyataan yang disiarkan televisi pada Kamis (24/2/2022) bahwa negaranya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Rusia.
Dia meminta masyarakat mendukung pasukan bersenjata, termasuk dengan mengangkat senjata dan mempersiapkan diri untuk berperang.
Dia berjanji mencabut berbagai sanksi pribadi, yang telah dia terapkan sebelumnya, pada siapa pun yang mau membela Ukraina.
Zelensky mengatakan serangan Rusia terhadap Ukraina mirip dengan invasi Nazi. Dia meminta warga Rusia memprotes keputusan pemerintahnya yang menyerang Ukraina.
Pemimpin Ukraina meminta media mendukung persatuan nasional dengan melakukan "mobilisasi informasi".
(sya)