Dua Senjata Mengerikan Rusia Bergerak ke Ukraina Timur, Ini Penampakannya
loading...
A
A
A
DONBASS - Dua senjata mengerikan di dunia telah dikerahkan Rusia ke wilayah separatis pro-Moskow di Ukraina timur. Kedua senjata ini dianggap sama bahayanya dengan senjata nuklir.
Itu terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin resmi mengakui dua wilayah Ukraina timur, Donetsk dan Luhansk, sebagai negara merdeka. Setelah pengakuan tersebut, dia memerintahkan pengerahan pasukan militer Rusia ke sana sebagai penjaga perdamaian.
Dua senjata mengerikan Rusia yang terlihat bergerak ke Ukraina timur adalah TOS-1 “Buratino” dan TOS-1A “Solntsepek”. Keduanya adalah salah satu senjata paling merusak dan paling ditakuti di Bumi.
Keduanya terpantau para jurnalis dalam konvoi militer dari Belgorod, Rusia, menuju Ukraina timur.
TOS-1 adalah peluncur roket dan senjata termobarik yang unik untuk tentara Rusia.
Sedangkan Buratino adalah sistem peluncur roket multiple self-propelled (MRLS) Rusia yang sebelumnya telah digunakan dalam konflik berbagai negara seperti Afghanistan, Chechnya, Irak, dan Suriah.
TOS-1 digunakan untuk meluncurkan roket yang membawa fuel-air explosive (FAE), yang menyebabkan udara meledak.
Ia dapat membunuh dan menghancurkan apa saja yang dilaluinya, dan menimbulkan luka yang mengerikan dan mematikan pada manusia, termasuk menyebabkan organ dalam runtuh dan menyedot udara dari paru-paru seseorang, yang menyebabkan mereka mati lemas.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di 19fortyfive.com, pakar militer Sebastian Roblin menulis bahwa TOS-1 mampu melelehkan tubuh tentara musuh.
"Ini adalah salah satu senjata peledak paling dahsyat selain senjata nuklir taktis," tulis dia, yang dikutip news.com.au, Kamis (24/2/2022).
“Sementara panas yang dihasilkan oleh FAE menyebabkan luka bakar yang mematikan dalam radius yang luas (kira-kira dua ratus kali tiga ratus meter), tekanan berlebih yang diciptakan oleh pembakaran udara yang tiba-tiba bahkan lebih mematikan. Ledakan api menciptakan vakum oksigen parsial yang membunuh dan melukai dalam berbagai cara aneh dan tidak dapat dikurangi dengan pelindung tubuh atau penutup keras," lanjut Roblin.
“Tembakan roket TOS-1 akan memusnahkan segala sesuatu di dalam zona ledakan berukuran dua ratus kali tiga ratus meter. Ini bermasalah ketika senjata digunakan terhadap sasaran di tengah populasi sipil perkotaan.”
Militer Rusia belum berkomentar atas pengerahan dua senjata berbahaya itu ke medan konflik Ukraina timur.
Rusia telah memblokir pesawat sipil dari rute penerbangan yang berbatasan dengan timur laut Ukraina, sementara sejumlah pesawat di daerah tersebut telah dialihkan dan bandara Dnipro, Kharkiv dan Zaporizhzhia Ukraina telah ditutup saat krisis meningkat.
Itu terjadi ketika pemantau zona konflik Safe Airspace meningkatkan risiko Ukraina ke Level 1 atau "Jangan Terbang"–atas dasar ketegangan dan perkembangan ekstrem pada 23 Februari.
“Risiko penargetan yang dimaksudkan untuk pesawat sipil, serangan siber pada layanan ATC, dan lingkungan operasi non-normal yang tidak terduga untuk pesawat sipil,” bunyi peringatan Safe Airspace.
Itu terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin resmi mengakui dua wilayah Ukraina timur, Donetsk dan Luhansk, sebagai negara merdeka. Setelah pengakuan tersebut, dia memerintahkan pengerahan pasukan militer Rusia ke sana sebagai penjaga perdamaian.
Dua senjata mengerikan Rusia yang terlihat bergerak ke Ukraina timur adalah TOS-1 “Buratino” dan TOS-1A “Solntsepek”. Keduanya adalah salah satu senjata paling merusak dan paling ditakuti di Bumi.
Keduanya terpantau para jurnalis dalam konvoi militer dari Belgorod, Rusia, menuju Ukraina timur.
TOS-1 adalah peluncur roket dan senjata termobarik yang unik untuk tentara Rusia.
Sedangkan Buratino adalah sistem peluncur roket multiple self-propelled (MRLS) Rusia yang sebelumnya telah digunakan dalam konflik berbagai negara seperti Afghanistan, Chechnya, Irak, dan Suriah.
TOS-1 digunakan untuk meluncurkan roket yang membawa fuel-air explosive (FAE), yang menyebabkan udara meledak.
Ia dapat membunuh dan menghancurkan apa saja yang dilaluinya, dan menimbulkan luka yang mengerikan dan mematikan pada manusia, termasuk menyebabkan organ dalam runtuh dan menyedot udara dari paru-paru seseorang, yang menyebabkan mereka mati lemas.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di 19fortyfive.com, pakar militer Sebastian Roblin menulis bahwa TOS-1 mampu melelehkan tubuh tentara musuh.
"Ini adalah salah satu senjata peledak paling dahsyat selain senjata nuklir taktis," tulis dia, yang dikutip news.com.au, Kamis (24/2/2022).
“Sementara panas yang dihasilkan oleh FAE menyebabkan luka bakar yang mematikan dalam radius yang luas (kira-kira dua ratus kali tiga ratus meter), tekanan berlebih yang diciptakan oleh pembakaran udara yang tiba-tiba bahkan lebih mematikan. Ledakan api menciptakan vakum oksigen parsial yang membunuh dan melukai dalam berbagai cara aneh dan tidak dapat dikurangi dengan pelindung tubuh atau penutup keras," lanjut Roblin.
“Tembakan roket TOS-1 akan memusnahkan segala sesuatu di dalam zona ledakan berukuran dua ratus kali tiga ratus meter. Ini bermasalah ketika senjata digunakan terhadap sasaran di tengah populasi sipil perkotaan.”
Militer Rusia belum berkomentar atas pengerahan dua senjata berbahaya itu ke medan konflik Ukraina timur.
Rusia telah memblokir pesawat sipil dari rute penerbangan yang berbatasan dengan timur laut Ukraina, sementara sejumlah pesawat di daerah tersebut telah dialihkan dan bandara Dnipro, Kharkiv dan Zaporizhzhia Ukraina telah ditutup saat krisis meningkat.
Itu terjadi ketika pemantau zona konflik Safe Airspace meningkatkan risiko Ukraina ke Level 1 atau "Jangan Terbang"–atas dasar ketegangan dan perkembangan ekstrem pada 23 Februari.
“Risiko penargetan yang dimaksudkan untuk pesawat sipil, serangan siber pada layanan ATC, dan lingkungan operasi non-normal yang tidak terduga untuk pesawat sipil,” bunyi peringatan Safe Airspace.
(min)