Rusia Timbun Stok Darah, Diduga Persiapan Perang Besar dengan Ukraina
loading...
A
A
A
Namun kekhawatiran bahwa pergerakan tank hanyalah awal dari serangan Rusia yang lebih luas segera dipicu oleh pengumuman dari Moskow.
Beberapa jam setelah tank dan 10.000 tentara pindah ke daerah kantong separatis pro-Rusia, Kremlin mengatakan wilayah lebih lanjut yang dipegang oleh pasukan Ukraina harus menjadi milik dua republik yang memproklamirkan kemerdekaannya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia telah mengakui wilayah separatis di perbatasan yang ada ketika mereka memproklamasikan kemerdekaan mereka pada tahun 2014.
Ini termasuk daerah-daerah di Ukraina timur yang saat ini dikuasai oleh pasukan Ukraina di sisi lain dari "jalur kontak" yang mengakar sepanjang 250 mil.
Anggota parlemen Rusia Leonid Kalashnikov, seorang loyalis Putin, mengatakan negaranya akan mengakui seluruh wilayah Donetsk dan Luhansk—bukan hanya wilayah yang saat ini berada di bawah kendali pemberontak.
Gubernur wilayah Kharkiv Oleh Synehubov mengatakan dia sedang mempersiapkan serangan Rusia dan mengatakan ada "rencana tindakan yang jelas" untuk mengevakuasi kota berpenduduk 1,5 juta itu.
Menanggapi tindakan Rusia, Presiden Joe Biden telah memerintahkan pasukan, jet tempur, dan helikopter AS ke Eropa Timur sebagai tanggapan atas invasi Vladimir Putin ke Ukraina yang dikuasai pemberontak.
Di sisi lain, Presiden Vladimir Putin sesumbar bahwa Rusia akan terus mengembangkan rudal hipersonik canggih. Itu disampaikan ketika Ukraina sedang di ambang perang dan telah mengumumkan darurat nasional.
Dengan sekitar 200.000 tentara yang mengepung Ukraina, dunia berada di ujung pisau menunggu langkah Putin selanjutnya—yang bisa menjadi konflik paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia II.
Ukraina sekarang telah mengumumkan keadaan darurat, memungkinkan polisi untuk melakukan pemeriksaan acak, dan juga mengumumkan semua warga sekarang akan diizinkan untuk membawa senjata.
Beberapa jam setelah tank dan 10.000 tentara pindah ke daerah kantong separatis pro-Rusia, Kremlin mengatakan wilayah lebih lanjut yang dipegang oleh pasukan Ukraina harus menjadi milik dua republik yang memproklamirkan kemerdekaannya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia telah mengakui wilayah separatis di perbatasan yang ada ketika mereka memproklamasikan kemerdekaan mereka pada tahun 2014.
Ini termasuk daerah-daerah di Ukraina timur yang saat ini dikuasai oleh pasukan Ukraina di sisi lain dari "jalur kontak" yang mengakar sepanjang 250 mil.
Anggota parlemen Rusia Leonid Kalashnikov, seorang loyalis Putin, mengatakan negaranya akan mengakui seluruh wilayah Donetsk dan Luhansk—bukan hanya wilayah yang saat ini berada di bawah kendali pemberontak.
Gubernur wilayah Kharkiv Oleh Synehubov mengatakan dia sedang mempersiapkan serangan Rusia dan mengatakan ada "rencana tindakan yang jelas" untuk mengevakuasi kota berpenduduk 1,5 juta itu.
Menanggapi tindakan Rusia, Presiden Joe Biden telah memerintahkan pasukan, jet tempur, dan helikopter AS ke Eropa Timur sebagai tanggapan atas invasi Vladimir Putin ke Ukraina yang dikuasai pemberontak.
Di sisi lain, Presiden Vladimir Putin sesumbar bahwa Rusia akan terus mengembangkan rudal hipersonik canggih. Itu disampaikan ketika Ukraina sedang di ambang perang dan telah mengumumkan darurat nasional.
Dengan sekitar 200.000 tentara yang mengepung Ukraina, dunia berada di ujung pisau menunggu langkah Putin selanjutnya—yang bisa menjadi konflik paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia II.
Ukraina sekarang telah mengumumkan keadaan darurat, memungkinkan polisi untuk melakukan pemeriksaan acak, dan juga mengumumkan semua warga sekarang akan diizinkan untuk membawa senjata.