Rusia Timbun Stok Darah, Diduga Persiapan Perang Besar dengan Ukraina

Kamis, 24 Februari 2022 - 07:22 WIB
loading...
Rusia Timbun Stok Darah, Diduga Persiapan Perang Besar dengan Ukraina
Rusia telah menimbun stok darah dan mengerahkan pasukan ke wilayah separatis pro-Moskow di Ukraina timur. Itu diduga sebagai persiapan perang besar dengan Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Rusia telah mencari petugas medis untuk bekerja di rumah sakit darurat dan juga telah menimbun persediaan darah. Langkah itu diduga sebagai persiapan perang besar dengan Ukraina .

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan intelijen menyatakan pasukan Rusia memindahkan persediaan darah dan peralatan medis ke perbatasan Ukraina saat mereka bersiap untuk invasi.

“Rusia telah memindahkan pasokan darah dan peralatan medis ke posisinya di perbatasan mereka,” kata Biden.

"Anda tidak membutuhkan darah kecuali Anda berencana untuk memulai perang," ujarnya.

Penembakan terus berlanjut di sepanjang 250 mil (402 km) front antara Ukraina dan daerah separatis.



Pada hari Rabu, seorang tentara Ukraina tewas dan enam lainnya luka-luka setelah penembakan oleh separatis. Demikian pengumuman militer Kiev.

Pejabat separatis melaporkan beberapa ledakan di wilayah mereka pada Rabu dan tiga kematian warga sipil.

Sementara itu, barisan besar berisi sekitar 100 kendaraan militer terlihat di daerah Belgorod, di atas perbatasan dari Kharkiv, menimbulkan kekhawatiran bahwa Rusia tidak akan berhenti di wilayah separatis pro-Rusia di Ukraina timur.

Tank juga terlihat memperkuat dua daerah yang dikuasai pemberontak, sementara helikopter serang Rusia terlihat di Belarusia, dekat perbatasan dengan Ukraina.

Rusia mengatakan bahwa pasukannya telah dikerahkan sebagai "penjaga perdamaian" di Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk, dua wilayah Ukraina timur yang telah diakui kemerdekaannya oleh Putin pada Senin malam lalu.

Namun kekhawatiran bahwa pergerakan tank hanyalah awal dari serangan Rusia yang lebih luas segera dipicu oleh pengumuman dari Moskow.

Beberapa jam setelah tank dan 10.000 tentara pindah ke daerah kantong separatis pro-Rusia, Kremlin mengatakan wilayah lebih lanjut yang dipegang oleh pasukan Ukraina harus menjadi milik dua republik yang memproklamirkan kemerdekaannya.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia telah mengakui wilayah separatis di perbatasan yang ada ketika mereka memproklamasikan kemerdekaan mereka pada tahun 2014.

Ini termasuk daerah-daerah di Ukraina timur yang saat ini dikuasai oleh pasukan Ukraina di sisi lain dari "jalur kontak" yang mengakar sepanjang 250 mil.

Anggota parlemen Rusia Leonid Kalashnikov, seorang loyalis Putin, mengatakan negaranya akan mengakui seluruh wilayah Donetsk dan Luhansk—bukan hanya wilayah yang saat ini berada di bawah kendali pemberontak.

Gubernur wilayah Kharkiv Oleh Synehubov mengatakan dia sedang mempersiapkan serangan Rusia dan mengatakan ada "rencana tindakan yang jelas" untuk mengevakuasi kota berpenduduk 1,5 juta itu.

Menanggapi tindakan Rusia, Presiden Joe Biden telah memerintahkan pasukan, jet tempur, dan helikopter AS ke Eropa Timur sebagai tanggapan atas invasi Vladimir Putin ke Ukraina yang dikuasai pemberontak.

Di sisi lain, Presiden Vladimir Putin sesumbar bahwa Rusia akan terus mengembangkan rudal hipersonik canggih. Itu disampaikan ketika Ukraina sedang di ambang perang dan telah mengumumkan darurat nasional.

Dengan sekitar 200.000 tentara yang mengepung Ukraina, dunia berada di ujung pisau menunggu langkah Putin selanjutnya—yang bisa menjadi konflik paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia II.

Ukraina sekarang telah mengumumkan keadaan darurat, memungkinkan polisi untuk melakukan pemeriksaan acak, dan juga mengumumkan semua warga sekarang akan diizinkan untuk membawa senjata.

Putin telah memberikan peringatan mengerikan bahwa senjata tanpa paralel di dunia telah digunakan untuk tugas tempur.

Peringatannya disampaikan pada Defender of the Fatherland Day-tiga hari setelah dia menyaksikan dua rudal baru diuji dari "ruang situasi" bergaya penjahat Bond.

“Kami akan terus mengembangkan sistem senjata canggih—termasuk hipersonik dan yang didasarkan pada prinsip fisik baru, dan memperluas penggunaan teknologi digital canggih dan elemen artificial intelligence,” kata Putin, seperti dilansir AFP, Kamis (24/2/2022).

“Kompleks seperti itu benar-benar senjata masa depan, yang secara signifikan meningkatkan potensi tempur angkatan bersenjata kita,” katanya.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1643 seconds (0.1#10.140)