Singapura Geger, Seorang Kakek 30 Tahun Tinggal di Hutan

Minggu, 20 Februari 2022 - 14:33 WIB
loading...
A A A
Oh sangat senang dengan pemanas airnya. Dia terbiasa mencuci di air dari kolam di sebelah tempatnya berlindung di hutan dan menemukan air keran terlalu dingin.

Dia sekarang bekerja sebagai sopir, mengangkut pekerja asing dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan kadang-kadang melakukan pekerjaan berkebun.

Hari kepindahannya juga merupakan pertama kalinya dalam lebih dari tiga dekade dia merayakan Tahun Baru Imlek bersama keluarganya di Singapura.

"Saya makan banyak! Dan ada banyak jenis makanan yang sudah bertahun-tahun tidak saya cicipi!," dia tertawa.

"Luar biasa. Saya juga menonton televisi untuk pertama kalinya dalam lebih dari 30 tahun. Saya sangat menikmatinya," akunya.

Namun, ia jelas masih merindukan kebebasan hidup di hutan, meski ia mengaku lebih suka tinggal di rumah susun.

"Saya tinggal di sana selama bertahun-tahun, jadi ya tentu saja saya merindukannya," katanya dalam bahasa Hokkien, dialek China.



"Bahkan sekarang saya kembali ke hutan setiap hari. Saya bangun jam 3 pagi, berpakaian dan keluar untuk memeriksa sayuran saya, semua sebelum hari kerja saya dimulai," ungkapnya.

Tunawisma relatif jarang terjadi di Singapura. Negara ini rata-rata memiliki salah satu populasi terkaya di Bumi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1305 seconds (0.1#10.140)