Ketika Museum Belanda Pamerkan Dokumentasi Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
loading...
A
A
A
AMSTERDAM - Belanda merupakan negara yang pernah menjajah Indonesia . Apa jadinya ketika museum negara itu mamamerkan dokumentasi perjuangan kemerdekaan mantan jajahannya?
Baju sobek peluru dan foto para pejuang kemerdekaan adalah salah satu dokumentasi dalam pameran inovatif tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia di Rijksmuseum, Amsterdam.
Menurut penyelenggara, pameran "Revolusi! Indonesia Independent” yang dibuka untuk umum pada hari Jumat dirancang untuk “membuka diskusi” tentang era bermasalah antara Belanda dan salah satu koloninya yang paling berharga.
Tujuannya adalah untuk mengkaji dari perspektif Indonesia dan Belanda perjuangan kemerdekaan negara Asia Tenggara, dari mendeklarasikan kemerdekaannya pada Agustus 1945 hingga pengakuan Belanda pada tahun 1949 setelah empat tahun pertempuran berdarah.
“Kami benar-benar ingin menceritakan kisah-kisah pribadi yang memberikan potongan-potongan dari waktu yang sangat penting ini,” kata direktur Rijksmuseum, Taco Dibbits, kepada AFP dalam sebuah pratinjau.
“Kami ingin menunjukkan ini dan membuka diskusi tentang ini.”
Baju Anti-peluru
Pameran ini menampilkan benda-benda milik 23 saksi mata perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Salah satu pameran yang pedih adalah baju bekas peluru milik Tjokorda Rai Pudak, seorang pejuang kemerdekaan Indonesia berusia 42 tahun yang ditembak mati pada 9 Oktober 1946, sehari setelah dia ditangkap oleh milisi Bali yang didukung oleh pasukan Belanda.
Lainnya adalah lukisan cat air kecil Mohammad Toha, 11 tahun pada saat itu, yang mendokumentasikan pendaratan pasukan kolonial Belanda di kota Yogyakarta pada bulan Desember 1948.
Baju sobek peluru dan foto para pejuang kemerdekaan adalah salah satu dokumentasi dalam pameran inovatif tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia di Rijksmuseum, Amsterdam.
Menurut penyelenggara, pameran "Revolusi! Indonesia Independent” yang dibuka untuk umum pada hari Jumat dirancang untuk “membuka diskusi” tentang era bermasalah antara Belanda dan salah satu koloninya yang paling berharga.
Tujuannya adalah untuk mengkaji dari perspektif Indonesia dan Belanda perjuangan kemerdekaan negara Asia Tenggara, dari mendeklarasikan kemerdekaannya pada Agustus 1945 hingga pengakuan Belanda pada tahun 1949 setelah empat tahun pertempuran berdarah.
“Kami benar-benar ingin menceritakan kisah-kisah pribadi yang memberikan potongan-potongan dari waktu yang sangat penting ini,” kata direktur Rijksmuseum, Taco Dibbits, kepada AFP dalam sebuah pratinjau.
“Kami ingin menunjukkan ini dan membuka diskusi tentang ini.”
Baju Anti-peluru
Pameran ini menampilkan benda-benda milik 23 saksi mata perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Salah satu pameran yang pedih adalah baju bekas peluru milik Tjokorda Rai Pudak, seorang pejuang kemerdekaan Indonesia berusia 42 tahun yang ditembak mati pada 9 Oktober 1946, sehari setelah dia ditangkap oleh milisi Bali yang didukung oleh pasukan Belanda.
Lainnya adalah lukisan cat air kecil Mohammad Toha, 11 tahun pada saat itu, yang mendokumentasikan pendaratan pasukan kolonial Belanda di kota Yogyakarta pada bulan Desember 1948.