Sekelompok Yahudi Israel Menyamar Jadi Muslim untuk Ibadah di Masjid al-Aqsa
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Sekelompok orang Yahudi Israel menyamar sebagai Muslim dan memasuki Masjid al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Mereka melakukan ibadah sesuai keyakinan mereka sambil berpura-pura salat seperti orang Islam.
Mereka menamakan diri kelompok “Returning to the Mount”. Ketua kelompok tersebut, Raphael Morris, mengatakan kepada BBC bahwa anggota organisasinya berpakaian seperti Muslim dan belajar bahasa Arab untuk memasuki Al Haram al Sharif tanpa ada batasan yang diberlakukan oleh otoritas al-Aqsa.
"Misinya adalah untuk menaklukkan kembali Temple Mount. Anda mengganti pakaian Anda, mengganti topi Anda. Terkadang Anda perlu mengecat rambut atau memotong rambut," katanya, yang dilansir Kamis (10/2/2022).
"Pada awalnya, ini cukup menakutkan, tetapi Anda akan terbiasa dengan sangat cepat. Anda dapat berdoa dan berjalan di sekitar Temple Mount tanpa ada polisi yang mengejar Anda.”
Morris, seperti dikutip Channel 13 News, mengatakan: "Kami tidak siap menerima sanksi terhadap orang Yahudi yang ada di Temple Mount."
Kelompok ini mendukung kedaulatan Yahudi di tempat suci di Yerusalem, sebuah langkah yang pejabat keamanan telah memperingatkan dapat memicu kekerasan di situs tersuci ketiga dalam Islam—serta menjadi tempat suci bagi orang Yahudi.
Seluruh Yerusalem, termasuk Yerusalem Timur, direbut Israel dalam perang 1967 yang berlangsung selama enam hari.
Menurut pemahaman yang dicapai antara Israel dan otoritas al-Aqsa, orang-orang Yahudi tidak diizinkan untuk berdoa di tempat itu tetapi hanya dapat mengunjungi. Israel juga menjaga keamanan situs dan kegiatan keagamaan dikelola oleh otoritas Wakaf Muslim.
Kelompok Yahudi Zionis Israel mengajarkan pengikutnya untuk mengenakan pakaian tradisional Muslim dan membawa sajadah dan buku-buku berbahasa Arab. Agar terlihat lebih seperti Muslim Arab, para anggota kelompok itu terkadang mewarnai rambut dan janggut mereka menjadi hitam pekat.
Dalam sebuah laporan oleh Yisrael, seorang instruktur dari kelompok itu ditunjukkan mengajar orang lain bagaimana salat seperti Muslim saat membaca liturgi.
Mereka menamakan diri kelompok “Returning to the Mount”. Ketua kelompok tersebut, Raphael Morris, mengatakan kepada BBC bahwa anggota organisasinya berpakaian seperti Muslim dan belajar bahasa Arab untuk memasuki Al Haram al Sharif tanpa ada batasan yang diberlakukan oleh otoritas al-Aqsa.
"Misinya adalah untuk menaklukkan kembali Temple Mount. Anda mengganti pakaian Anda, mengganti topi Anda. Terkadang Anda perlu mengecat rambut atau memotong rambut," katanya, yang dilansir Kamis (10/2/2022).
"Pada awalnya, ini cukup menakutkan, tetapi Anda akan terbiasa dengan sangat cepat. Anda dapat berdoa dan berjalan di sekitar Temple Mount tanpa ada polisi yang mengejar Anda.”
Morris, seperti dikutip Channel 13 News, mengatakan: "Kami tidak siap menerima sanksi terhadap orang Yahudi yang ada di Temple Mount."
Kelompok ini mendukung kedaulatan Yahudi di tempat suci di Yerusalem, sebuah langkah yang pejabat keamanan telah memperingatkan dapat memicu kekerasan di situs tersuci ketiga dalam Islam—serta menjadi tempat suci bagi orang Yahudi.
Seluruh Yerusalem, termasuk Yerusalem Timur, direbut Israel dalam perang 1967 yang berlangsung selama enam hari.
Menurut pemahaman yang dicapai antara Israel dan otoritas al-Aqsa, orang-orang Yahudi tidak diizinkan untuk berdoa di tempat itu tetapi hanya dapat mengunjungi. Israel juga menjaga keamanan situs dan kegiatan keagamaan dikelola oleh otoritas Wakaf Muslim.
Kelompok Yahudi Zionis Israel mengajarkan pengikutnya untuk mengenakan pakaian tradisional Muslim dan membawa sajadah dan buku-buku berbahasa Arab. Agar terlihat lebih seperti Muslim Arab, para anggota kelompok itu terkadang mewarnai rambut dan janggut mereka menjadi hitam pekat.
Dalam sebuah laporan oleh Yisrael, seorang instruktur dari kelompok itu ditunjukkan mengajar orang lain bagaimana salat seperti Muslim saat membaca liturgi.