Iran Sambut Keringanan Sanksi AS tapi Tegaskan Itu Tak Cukup

Minggu, 06 Februari 2022 - 06:01 WIB
loading...
A A A
Mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan pada 2018, mengklaim Iran tidak mematuhi, dan sanksi ekonomi yang keras diterapkan kembali.

Departemen Luar Negeri AS mengabaikan beberapa sanksi ini pada Jumat, yang memungkinkan perusahaan asing terlibat dalam beberapa proyek sipil di pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr Iran, Reaktor Penelitian Teheran, dan pembangkit nuklir air berat Arak.

“Pengesampingan sanksi dimaksudkan membantu menutup kesepakatan tentang pengembalian bersama ke implementasi penuh JCPOA dan meletakkan dasar bagi Iran untuk kembali ke kinerja komitmen JCPOA-nya,” ujar Departemen Luar Negeri AS dalam pemberitahuan kepada Kongres.

Setelah menjabat pada Januari 2021, Presiden AS Joe Biden mengatakan dia terbuka untuk kembali ke JCPOA jika Iran kembali mematuhinya.

Teheran menjawab bahwa Washington harus mematuhi terlebih dahulu, dimulai dengan penghapusan sanksi.

“Jika para pihak siap mencabut sanksi, dasar untuk mencapai kesepakatan tentang masalah nuklir benar-benar siap,” ujar Presiden Iran Ebrahim Raisi kepada RT dalam wawancara eksklusif bulan lalu.

Diskusi yang bertujuan menghidupkan kembali JCPOA saat ini sedang berlangsung di Wina. Perunding AS dan Iran, bersama dengan delegasi dari Inggris, China, Prancis, Jerman, dan Rusia, sejauh ini telah mengadakan delapan putaran pembicaraan di ibukota Austria.

(sya)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2059 seconds (0.1#10.140)