Terungkap, AS Beri Tahu Israel Jelang Serangan terhadap Bos ISIS al-Qurayshi
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Amerika Serikat (AS) diketahui telah memberi tahu Israel menjelang serangan pasukan khususnya terhadap rumah persembunyian pemimpin ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi. Bos kelompok teroris penerus Abu Bakr al-Baghdadi itu memilih meledakkan diri ketimbang menyerah pada Amerika.
Al-Qurayshi, yang memimpin ISIS sejak 2019, meledakkan dirinya ketika pasukan operasi khusus AS mengepung rumahnya di Atmeh, provinsi Idlib, barat laut Suriah, pada Rabu malam atau Kamis dini hari.
Lembaga penyiaran publik Israel, Kan, melaporkan bahwa Amerika memberi tahu Israel tentang operasi itu sebelumnya, kemungkinan karena al-Qurayshi memegang "file Israel" sebelum mengambil alih kepemimpinan kelompok teroris itu pada Oktober 2019, ketika pendahulunya; al-Baghdadi, tewas dalam serbuan serupa oleh AS.
AS mengatakan pihaknya meluncurkan serangan dari pangkalan tak dikenal di wilayah tersebut setelah "mendekonflikasikan" misi dengan "berbagai entitas".
Itu adalah jargon untuk memberi tahu kekuatan atau kepentingan militer tertentu lainnya di kawasan itu—mungkin juga Rusia—tentang operasi AS yang sedang berlangsung.
Israel mengeklaim tidak hanya menjadi penonton dalam perang global melawan ISIS. Mantan kepala staf IDF Gadi Eisenkot mengatakan kepada harian Maariv awal bulan ini bahwa pasukan Israel berpartisipasi dalam aksi yang menewaskan ratusan operator kelompok teroris di seluruh Timur Tengah.
Presiden AS Joe Biden mengatakan al-Qurayshi tewas, seperti yang dilakukan al-Baghdadi, dengan meledakkan bom yang membunuh dirinya sendiri dan anggota keluarganya, termasuk wanita dan anak-anak, saat pasukan khusus AS mendekat.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Menteri Pertahanan Benny Gantz sama-sama memuji operasi AS yang berakhir dengan kematian al-Qurayshi.
“Dunia adalah tempat yang lebih aman sekarang karena pemimpin ISIS telah disingkirkan,” tulis Bennett di Twitter, seperti dikutip dari Times of Israel, Sabtu (5/2/2022).
“Saya memuji sekutu besar kita; Amerika Serikat, dan tentara Amerika pemberani untuk melaksanakan operasi berani ini. Kita harus melanjutkan perang global melawan teror–dengan kekuatan dan tekad,” imbuh dia.
Gantz memberikan pujian serupa ketika berbicara kepada wartawan di akhir kunjungannya ke Bahrain, mengatakan serangan itu mengirim pesan tidak hanya kepada kelompok teror tetapi juga kepada dunia tentang kesediaan dan kemampuan Amerika untuk melakukan operasi yang berani.
“Ini menyiarkan pesan penting ke Timur Tengah. Pesannya adalah bahwa ada penentuan operasional dan strategis yang paling penting. Sebagai aturan, modus operandi Amerika adalah melakukan operasi besar, dan mereka memiliki kemampuan,” kata Gantz.
"Saya pikir ini sangat penting, ini adalah pesan penting bagi dunia-bahwa ketika Amerika ingin melakukan sesuatu, itu bisa," imbuh dia, dalam petunjuk yang jelas kepada Iran tentang prospek seorang Israel, atau Israel-Amerika, menyerang program nuklirnya.
Ditanya apakah AS telah memberi tahu Israel tentang rencananya untuk mengejar al-Qurayshi sebelumnya atau jika Israel terlibat dalam operasi itu, Gantz menolak berkomentar.
“Saya tidak akan membahas detail tentang percakapan dengan Amerika. Pada akhirnya, ini adalah operasi Amerika, yang independen dan penting, termasuk tindakan di lapangan.”
Al-Qurayshi, yang memimpin ISIS sejak 2019, meledakkan dirinya ketika pasukan operasi khusus AS mengepung rumahnya di Atmeh, provinsi Idlib, barat laut Suriah, pada Rabu malam atau Kamis dini hari.
Lembaga penyiaran publik Israel, Kan, melaporkan bahwa Amerika memberi tahu Israel tentang operasi itu sebelumnya, kemungkinan karena al-Qurayshi memegang "file Israel" sebelum mengambil alih kepemimpinan kelompok teroris itu pada Oktober 2019, ketika pendahulunya; al-Baghdadi, tewas dalam serbuan serupa oleh AS.
AS mengatakan pihaknya meluncurkan serangan dari pangkalan tak dikenal di wilayah tersebut setelah "mendekonflikasikan" misi dengan "berbagai entitas".
Itu adalah jargon untuk memberi tahu kekuatan atau kepentingan militer tertentu lainnya di kawasan itu—mungkin juga Rusia—tentang operasi AS yang sedang berlangsung.
Israel mengeklaim tidak hanya menjadi penonton dalam perang global melawan ISIS. Mantan kepala staf IDF Gadi Eisenkot mengatakan kepada harian Maariv awal bulan ini bahwa pasukan Israel berpartisipasi dalam aksi yang menewaskan ratusan operator kelompok teroris di seluruh Timur Tengah.
Presiden AS Joe Biden mengatakan al-Qurayshi tewas, seperti yang dilakukan al-Baghdadi, dengan meledakkan bom yang membunuh dirinya sendiri dan anggota keluarganya, termasuk wanita dan anak-anak, saat pasukan khusus AS mendekat.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Menteri Pertahanan Benny Gantz sama-sama memuji operasi AS yang berakhir dengan kematian al-Qurayshi.
“Dunia adalah tempat yang lebih aman sekarang karena pemimpin ISIS telah disingkirkan,” tulis Bennett di Twitter, seperti dikutip dari Times of Israel, Sabtu (5/2/2022).
“Saya memuji sekutu besar kita; Amerika Serikat, dan tentara Amerika pemberani untuk melaksanakan operasi berani ini. Kita harus melanjutkan perang global melawan teror–dengan kekuatan dan tekad,” imbuh dia.
Gantz memberikan pujian serupa ketika berbicara kepada wartawan di akhir kunjungannya ke Bahrain, mengatakan serangan itu mengirim pesan tidak hanya kepada kelompok teror tetapi juga kepada dunia tentang kesediaan dan kemampuan Amerika untuk melakukan operasi yang berani.
“Ini menyiarkan pesan penting ke Timur Tengah. Pesannya adalah bahwa ada penentuan operasional dan strategis yang paling penting. Sebagai aturan, modus operandi Amerika adalah melakukan operasi besar, dan mereka memiliki kemampuan,” kata Gantz.
"Saya pikir ini sangat penting, ini adalah pesan penting bagi dunia-bahwa ketika Amerika ingin melakukan sesuatu, itu bisa," imbuh dia, dalam petunjuk yang jelas kepada Iran tentang prospek seorang Israel, atau Israel-Amerika, menyerang program nuklirnya.
Ditanya apakah AS telah memberi tahu Israel tentang rencananya untuk mengejar al-Qurayshi sebelumnya atau jika Israel terlibat dalam operasi itu, Gantz menolak berkomentar.
“Saya tidak akan membahas detail tentang percakapan dengan Amerika. Pada akhirnya, ini adalah operasi Amerika, yang independen dan penting, termasuk tindakan di lapangan.”
(min)