Murka Hanya Diberi Helm, Ukraina Tuntut Jerman Kirim Senjata Mematikan!
loading...
A
A
A
KIEV - Jerman harus berani dan menandatangani transfer senjata mematikan ke Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia. Tuntutan itu diungkapkan Duta Besar Ukraina untuk Jerman Andrey Melnik.
Meski demikian, Jerman terus bersikeras tidak menyediakan senjata dan amunisi pada Ukraina.
Berbicara kepada portal berita Jerman, DPA, pada Rabu (26/1/2022), Andrey Melnik memperbarui seruannya kepada pemerintah Jerman untuk mengirim perangkat keras ke Ukraina.
Dia mencatat bahwa pengiriman 5.000 helm militer itu disambut Ukraina, tapi itu tidak cukup.
Menurutnya, ini adalah "gerakan simbolis murni" dan hanya "tetesan di lautan." Sebaliknya, menurut dia, Jerman akan lebih baik mengirim persenjataan untuk melawan agresi Rusia.
“Kami tidak membutuhkan taktik dan manuver, tetapi tindakan berani … yang pada akhirnya akan memberi Ukraina senjata pertahanan Jerman,” tegas Melnik, dengan alasan, “Inilah yang paling dibutuhkan rakyat negara kami sekarang.”
Utusan itu juga mengatakan, “Kiev sedang menunggu Jerman membuat perubahan 180 derajat dan perubahan paradigma yang nyata.”
Pernyataannya muncul setelah Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengumumkan Jerman tidak akan mengirim senjata apa pun ke Ukraina, tetapi akan mengirimkan 5.000 helm pelindung.
Walikota Kiev Vitali Klitschko juga mencemooh langkah tersebut dan menuduh, “Lambrecht tidak sepenuhnya memahami bahwa Kiev berurusan dengan tentara Rusia yang diperlengkapi dengan sempurna yang dapat mulai menginvasi Ukraina lebih lanjut kapan saja.”
“5000 helm benar-benar lelucon. Apa yang akan dikirim Jerman sebagai dukungan selanjutnya? Bantal?” papar dia.
Para pemimpin Barat telah membunyikan alarm dalam beberapa pekan terakhir, mengklaim Moskow mungkin berencana meluncurkan invasi ke tetangganya.
Namun, Kremlin telah berulang kali membantah tuduhan itu dan menuduh NATO mengobarkan ketegangan di benua itu.
Sebelumnya pada Januari, Melnik mengatakan Berlin memiliki tanggung jawab moral untuk masa depan Ukraina, dan karena itu berkewajiban menjual senjata ke Kiev sehingga negara itu dapat mempertahankan diri dari agresi Rusia. Jika tidak, dia memperingatkan, ada risiko "konsekuensi serius bagi hubungan bilateral."
Namun, Jerman telah menunjukkan kebijakannya yang menyatakan tidak memasok senjata ke zona konflik, keputusan lama dari pemerintah sebelumnya yang juga didukung koalisi baru yang dibentuk pada Desember.
“Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Jerman telah berulang kali memutuskan tidak memasok senjata mematikan. Ada alasan untuk ini, yang tentu saja juga didasarkan pada semua perkembangan beberapa tahun dan dekade terakhir,” papar Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Meski demikian, Jerman terus bersikeras tidak menyediakan senjata dan amunisi pada Ukraina.
Berbicara kepada portal berita Jerman, DPA, pada Rabu (26/1/2022), Andrey Melnik memperbarui seruannya kepada pemerintah Jerman untuk mengirim perangkat keras ke Ukraina.
Dia mencatat bahwa pengiriman 5.000 helm militer itu disambut Ukraina, tapi itu tidak cukup.
Menurutnya, ini adalah "gerakan simbolis murni" dan hanya "tetesan di lautan." Sebaliknya, menurut dia, Jerman akan lebih baik mengirim persenjataan untuk melawan agresi Rusia.
“Kami tidak membutuhkan taktik dan manuver, tetapi tindakan berani … yang pada akhirnya akan memberi Ukraina senjata pertahanan Jerman,” tegas Melnik, dengan alasan, “Inilah yang paling dibutuhkan rakyat negara kami sekarang.”
Utusan itu juga mengatakan, “Kiev sedang menunggu Jerman membuat perubahan 180 derajat dan perubahan paradigma yang nyata.”
Pernyataannya muncul setelah Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengumumkan Jerman tidak akan mengirim senjata apa pun ke Ukraina, tetapi akan mengirimkan 5.000 helm pelindung.
Walikota Kiev Vitali Klitschko juga mencemooh langkah tersebut dan menuduh, “Lambrecht tidak sepenuhnya memahami bahwa Kiev berurusan dengan tentara Rusia yang diperlengkapi dengan sempurna yang dapat mulai menginvasi Ukraina lebih lanjut kapan saja.”
“5000 helm benar-benar lelucon. Apa yang akan dikirim Jerman sebagai dukungan selanjutnya? Bantal?” papar dia.
Para pemimpin Barat telah membunyikan alarm dalam beberapa pekan terakhir, mengklaim Moskow mungkin berencana meluncurkan invasi ke tetangganya.
Namun, Kremlin telah berulang kali membantah tuduhan itu dan menuduh NATO mengobarkan ketegangan di benua itu.
Sebelumnya pada Januari, Melnik mengatakan Berlin memiliki tanggung jawab moral untuk masa depan Ukraina, dan karena itu berkewajiban menjual senjata ke Kiev sehingga negara itu dapat mempertahankan diri dari agresi Rusia. Jika tidak, dia memperingatkan, ada risiko "konsekuensi serius bagi hubungan bilateral."
Namun, Jerman telah menunjukkan kebijakannya yang menyatakan tidak memasok senjata ke zona konflik, keputusan lama dari pemerintah sebelumnya yang juga didukung koalisi baru yang dibentuk pada Desember.
“Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Jerman telah berulang kali memutuskan tidak memasok senjata mematikan. Ada alasan untuk ini, yang tentu saja juga didasarkan pada semua perkembangan beberapa tahun dan dekade terakhir,” papar Kanselir Jerman Olaf Scholz.
(sya)