Uni Eropa Akui Tak Ada Ancaman Serangan Segera Rusia ke Ukraina
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Tidak ada informasi baru yang terungkap yang meningkatkan kekhawatiran akan invasi langsung Rusia ke Ukraina. Pernyataan itu dilontarkan Perwakilan Tinggi Uni Eropa (UE) untuk Urusan Luar Negeri Josep Borrell karena kekhawatiran atas potensi perang di Eropa Timur tetap tinggi.
Berbicara pada Senin (24/1/2022) setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, Josep Borrell tampaknya meremehkan tuduhan bahwa Moskow memiliki rencana menyerang Ukraina dalam waktu dekat.
“Tentu saja tidak, saya tidak berpikir ada sesuatu yang baru yang dapat meningkatkan rasa takut akan serangan langsung, tidak,” tegas Borrell, menjawab pertanyaan dari seorang jurnalis.
Dia juga tidak percaya ada ancaman terhadap negara lain, termasuk Lituania.
Komentar dari diplomat top Uni Eropa muncul ketika ketegangan antara Rusia dan Ukraina tetap pada titik tertinggi sepanjang masa.
Dalam beberapa bulan terakhir, media dan politisi Barat menuduh Moskow mengerahkan 100.000 tentara di perbatasan dengan Ukraina.
Kehadiran pasukan Rusia itu diduga dengan maksud melancarkan serangan dalam waktu dekat ke Ukraina. Kremlin telah berulang kali membantah tuduhan itu.
Menurut Borrell, pergerakan pasukan Moskow dirancang untuk meningkatkan ketegangan dan memecah Eropa.
“Peningkatan militer Rusia di dalam dan sekitar Ukraina, dan upaya Rusia menciptakan kembali garis pemisah di benua kita, merusak fondasi inti dan prinsip-prinsip di mana keamanan Eropa dibangun dan membawa kembali kenangan kelam tentang lingkup pengaruh, yang bukan milik abad ke-21," ujar dia.
Dia mencatat bahwa UE memberikan "dukungan yang tidak perlu dipertanyakan" ke Ukraina.
Sebelumnya, Borrell mengungkapkan UE tidak akan mengikuti jejak AS dan Inggris serta tidak akan mengevakuasi keluarga diplomatnya keluar dari Ukraina.
Menurut dia, UE tidak perlu "mendramatisir" situasi di Ukraina.
"Kami tidak akan melakukan hal yang sama karena kami tidak tahu alasan spesifiknya," ujar dia.
Menurut Moskow, tuduhan perang adalah "kosong dan tidak berdasar". Para pejabat secara konsisten menyangkal bahwa Rusia menimbulkan ancaman bagi siapa pun.
Berbicara pada Senin (24/1/2022) setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, Josep Borrell tampaknya meremehkan tuduhan bahwa Moskow memiliki rencana menyerang Ukraina dalam waktu dekat.
“Tentu saja tidak, saya tidak berpikir ada sesuatu yang baru yang dapat meningkatkan rasa takut akan serangan langsung, tidak,” tegas Borrell, menjawab pertanyaan dari seorang jurnalis.
Dia juga tidak percaya ada ancaman terhadap negara lain, termasuk Lituania.
Komentar dari diplomat top Uni Eropa muncul ketika ketegangan antara Rusia dan Ukraina tetap pada titik tertinggi sepanjang masa.
Dalam beberapa bulan terakhir, media dan politisi Barat menuduh Moskow mengerahkan 100.000 tentara di perbatasan dengan Ukraina.
Kehadiran pasukan Rusia itu diduga dengan maksud melancarkan serangan dalam waktu dekat ke Ukraina. Kremlin telah berulang kali membantah tuduhan itu.
Menurut Borrell, pergerakan pasukan Moskow dirancang untuk meningkatkan ketegangan dan memecah Eropa.
“Peningkatan militer Rusia di dalam dan sekitar Ukraina, dan upaya Rusia menciptakan kembali garis pemisah di benua kita, merusak fondasi inti dan prinsip-prinsip di mana keamanan Eropa dibangun dan membawa kembali kenangan kelam tentang lingkup pengaruh, yang bukan milik abad ke-21," ujar dia.
Dia mencatat bahwa UE memberikan "dukungan yang tidak perlu dipertanyakan" ke Ukraina.
Sebelumnya, Borrell mengungkapkan UE tidak akan mengikuti jejak AS dan Inggris serta tidak akan mengevakuasi keluarga diplomatnya keluar dari Ukraina.
Menurut dia, UE tidak perlu "mendramatisir" situasi di Ukraina.
"Kami tidak akan melakukan hal yang sama karena kami tidak tahu alasan spesifiknya," ujar dia.
Menurut Moskow, tuduhan perang adalah "kosong dan tidak berdasar". Para pejabat secara konsisten menyangkal bahwa Rusia menimbulkan ancaman bagi siapa pun.
(sya)