Pelaku Pembunuhan Massal Norwegia Bakal Ajukan Pembebasan Bersyarat
loading...
A
A
A
Pada 22 Juli 2011, setelah berbulan-bulan melakukan persiapan yang cermat, Breivik meledakkan bom mobil di luar kantor pusat pemerintah di Ibu Kota Norwegia Oslo, menewaskan delapan orang.
Selanjutnya dia berkendara ke pulau terdekat Utoya bersenjatakan senapan otomatis dan melepaskan tembakan ke kamp musim panas tahunan sayap pemuda Partai Buruh.
Sebanyak 69 orang, sebagian besar remaja, tewas sebelum Breivik akhirnya menyerahkan diri ke polisi.
Sebelum melakukan aksi terorisnya, Breivik menyusun dan menyebarkan 1.500 halaman manifesto menentang multikulturalisme dan Islam, di mana ia juga menyalahkan feminisme atas "bunuh diri budaya" Eropa.
Di penjara, Breivik terus menjadi berita utama dengan keluhannya atas kondisi "tidak manusiawi" dari kurungannya, membuat hormat Nazi di pengadilan serta karena mengirimkan kutipan manifestonya kepada para penyintas dan secara hukum mengubah namanya menjadi Fjotolf Hansen.
Sidang dijadwalkan tiga hari terakhir, tetapi putusan tidak akan diumumkan selama beberapa minggu.
Selanjutnya dia berkendara ke pulau terdekat Utoya bersenjatakan senapan otomatis dan melepaskan tembakan ke kamp musim panas tahunan sayap pemuda Partai Buruh.
Sebanyak 69 orang, sebagian besar remaja, tewas sebelum Breivik akhirnya menyerahkan diri ke polisi.
Sebelum melakukan aksi terorisnya, Breivik menyusun dan menyebarkan 1.500 halaman manifesto menentang multikulturalisme dan Islam, di mana ia juga menyalahkan feminisme atas "bunuh diri budaya" Eropa.
Di penjara, Breivik terus menjadi berita utama dengan keluhannya atas kondisi "tidak manusiawi" dari kurungannya, membuat hormat Nazi di pengadilan serta karena mengirimkan kutipan manifestonya kepada para penyintas dan secara hukum mengubah namanya menjadi Fjotolf Hansen.
Sidang dijadwalkan tiga hari terakhir, tetapi putusan tidak akan diumumkan selama beberapa minggu.
(ian)