Serangan Siber Besar-besaran Hantam Ukraina di Tengah Ketegangan dengan Rusia

Sabtu, 15 Januari 2022 - 09:57 WIB
loading...
A A A
“Sulit untuk mengatakan (siapa di balik serangan). Saya tidak bisa menyalahkan siapa pun karena saya tidak punya bukti. Tapi kita bisa membayangkannya,” imbuhnya.

Stoltenberg mengatakan NATO dan Ukraina dalam beberapa hari mendatang akan menandatangani kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama siber.

"Kiev akan mendapatkan akses ke platform berbagi informasi malware NATO," katanya.

Menteri Luar Negeri Swedia, Ann Linde, mengatakan Barat harus melawan setiap agresi Rusia.



"Kami harus sangat tegas dalam pesan kami ke Rusia, bahwa jika ada serangan terhadap Ukraina, kami akan sangat keras dan sangat kuat dan kuat dalam tanggapan kami," katanya.

"Swedia berdiri dalam solidaritas dengan Kiev," tambahnya.

Ukraina telah berulang kali menjadi sasaran sejak 2014, ketika Moskow mencaplok Crimea dan memulai perang di wilayah Donbas timur. Sekitar 288.000 serangan siber terjadi dalam 10 bulan pertama tahun 2021, menurut angka resmi, dengan 397.000 pada tahun 2020.

Serangan juga diarahkan pada infrastruktur penting. Pada musim dingin 2015 tersangka peretas Rusia memutuskan jaringan listrik negara itu, yang menyebabkan hampir seperempat juta warga Ukraina kehilangan listrik dan panas. Serangan berulang terjadi pada 2016.

Pada tahun 2017, tersangka peretas Rusia melepaskan virus NotPetya, menyebabkan kekacauan. Bank, surat kabar, dan perusahaan terkemuka menjadi sasarannya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1822 seconds (0.1#10.140)