Serangan Siber Besar-besaran Hantam Ukraina di Tengah Ketegangan dengan Rusia

Sabtu, 15 Januari 2022 - 09:57 WIB
loading...
Serangan Siber Besar-besaran Hantam Ukraina di Tengah Ketegangan dengan Rusia
Serangan siber besar-besaran hantam Ukraina di tengah ketegangan dengan Rusia. Foto/CNN
A A A
KIEV - Serangan siber besar-besaran melanda Ukraina . Sejumlah situs pemerintah, termasuk kementerian luar negeri dan kementerian pendidikan, tumbang.

Meski terlalu dini namun para pejabat menduga Rusia berada di balik serangan itu mengingat catatan panjang serangan siber Moskow terhadap Kiev. Terlebih serangan itu terjadi setelah pembicaraan keamanan antara Rusia dan Barat yang berakhir dengan jalan buntu.

“Ukraina! Semua informasi tentang Anda telah menjadi publik. Takut dan berharap lebih buruk. Ini masa lalu, sekarang, dan masa depanmu,” bunyi pesan yang ditulis oleh peretas di situs Kementerian Luar Negeri Ukraina seperti dilansir dari The Guardian, Sabtu (15/1/2022).



Pesan tersebut mereproduksi bendera Ukraina dan peta yang dicoret. Disebutkan tentara pemberontak Ukraina, atau UPA, yang berperang melawan Uni Soviet selama perang dunia kedua. Ada juga referensi ke "tanah bersejarah".

“Sebagai akibat dari serangan siber besar-besaran, situs web kementerian luar negeri dan lembaga pemerintah lainnya untuk sementara tidak aktif,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko dalam sebuah pesan kepada Guardian.

"Spesialis kami sudah mulai memulihkan kerja sistem TI dan polisi siber telah membuka penyelidikan," ia menambahkan.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan Josep Borrell, diplomat top Uni Eropa (UE), mengutuk serangan itu. Borrell mengatakan komite politik dan keamanan Uni Eropa dan unit siber akan bertemu untuk memutuskan bagaimana merespons dan mendukung Kiev.



“Kami akan mengerahkan semua sumber daya kami untuk membantu Ukraina mengatasi ini. Sayangnya, kami tahu itu bisa terjadi,” katanya.

“Sulit untuk mengatakan (siapa di balik serangan). Saya tidak bisa menyalahkan siapa pun karena saya tidak punya bukti. Tapi kita bisa membayangkannya,” imbuhnya.

Stoltenberg mengatakan NATO dan Ukraina dalam beberapa hari mendatang akan menandatangani kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama siber.

"Kiev akan mendapatkan akses ke platform berbagi informasi malware NATO," katanya.

Menteri Luar Negeri Swedia, Ann Linde, mengatakan Barat harus melawan setiap agresi Rusia.



"Kami harus sangat tegas dalam pesan kami ke Rusia, bahwa jika ada serangan terhadap Ukraina, kami akan sangat keras dan sangat kuat dan kuat dalam tanggapan kami," katanya.

"Swedia berdiri dalam solidaritas dengan Kiev," tambahnya.

Ukraina telah berulang kali menjadi sasaran sejak 2014, ketika Moskow mencaplok Crimea dan memulai perang di wilayah Donbas timur. Sekitar 288.000 serangan siber terjadi dalam 10 bulan pertama tahun 2021, menurut angka resmi, dengan 397.000 pada tahun 2020.

Serangan juga diarahkan pada infrastruktur penting. Pada musim dingin 2015 tersangka peretas Rusia memutuskan jaringan listrik negara itu, yang menyebabkan hampir seperempat juta warga Ukraina kehilangan listrik dan panas. Serangan berulang terjadi pada 2016.

Pada tahun 2017, tersangka peretas Rusia melepaskan virus NotPetya, menyebabkan kekacauan. Bank, surat kabar, dan perusahaan terkemuka menjadi sasarannya.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1866 seconds (0.1#10.140)