BREAKING NEWS: Korut Kembali Tembakkan Proyektil Diduga Rudal Balistik
loading...
A
A
A
Sebelumnya dilaporkan, pejabat militer dan penerbangan Amerika Serikat (AS) sempat yakin peluncuran rudal Korea Utara (Korut) awal pekan ini dapat menimbulkan ancaman bagi Tanah Air Paman Sam.
Meski demikian, menurut CNN, data awal peluncuran rudal itu segera dianggap tidak akurat.
Beberapa saat setelah Pyongyang menembakkan rudal hipersonik di lepas pantai timurnya sebagai bagian dari uji senjata pada Senin (10/1/2022), Komando Utara AS, Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD), dan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) masing-masing menanggapi seolah-olah peluncuran itu adalah satu serangan, segera menentukan apakah amunisi bisa mencapai wilayah AS.
“Pejabat Pentagon tidak memiliki perasaan yang baik untuk kemampuannya,” ungkap seorang anggota parlemen menjelaskan tentang insiden itu kepada CNN pada Kamis, menyebut insiden itu "jelek."
Militer AS kemudian dengan segera mengetahui senjata itu bukan merupakan ancaman dan akhirnya jatuh ke laut antara China dan Jepang, ribuan mil jauhnya dari perbatasan AS.
Meski demikian, otoritas penerbangan FAA tetap melarang sejumlah penerbangan di pantai barat selama sekitar 15 menit sebagai antisipasi.
"Sebagai tindakan pencegahan, FAA menghentikan sementara keberangkatan di beberapa bandara di sepanjang pantai barat," papar pernyataan FAA, Selasa.
Meski demikian, menurut CNN, data awal peluncuran rudal itu segera dianggap tidak akurat.
Beberapa saat setelah Pyongyang menembakkan rudal hipersonik di lepas pantai timurnya sebagai bagian dari uji senjata pada Senin (10/1/2022), Komando Utara AS, Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD), dan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) masing-masing menanggapi seolah-olah peluncuran itu adalah satu serangan, segera menentukan apakah amunisi bisa mencapai wilayah AS.
“Pejabat Pentagon tidak memiliki perasaan yang baik untuk kemampuannya,” ungkap seorang anggota parlemen menjelaskan tentang insiden itu kepada CNN pada Kamis, menyebut insiden itu "jelek."
Militer AS kemudian dengan segera mengetahui senjata itu bukan merupakan ancaman dan akhirnya jatuh ke laut antara China dan Jepang, ribuan mil jauhnya dari perbatasan AS.
Meski demikian, otoritas penerbangan FAA tetap melarang sejumlah penerbangan di pantai barat selama sekitar 15 menit sebagai antisipasi.
"Sebagai tindakan pencegahan, FAA menghentikan sementara keberangkatan di beberapa bandara di sepanjang pantai barat," papar pernyataan FAA, Selasa.
(sya)