Israel Ogah Terikat Kesepakatan Nuklir Iran Apapun, Pilih Bebas Beraksi
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Iran dan Amerika Serikat (AS) bernegosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).
Israel telah berulang kali mengancam akan melakukan serangan terhadap Republik Islam Iran dengan menargetkan program nuklirnya, baik secara sepihak atau berkoordinasi dengan Washington.
“Israel bukan bagian dari perundingan di Wina mengenai JCPOA, dan tidak akan terikat dengan persyaratan mereka,” ungkap Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett.
"Terkait dengan pembicaraan nuklir di Wina, kami benar-benar prihatin ... Israel tidak berpihak pada perjanjian,” tegas dia.
Dia menambahkan, “Israel tidak terikat dengan apa yang akan tertulis dalam perjanjian, jika ditandatangani, dan Israel akan terus mempertahankan kebebasan penuh untuk bertindak di mana saja, kapan saja, tanpa batasan."
Pernyataan itu diungkapkan Bennett saat berbicara pada pengarahan komite urusan luar negeri dan pertahanan parlemen Israel (Knesset) pada Senin (10/1/2022).
Dia menyebut Iran sebagai "kepala gurita yang terus-menerus mengancam melalui proksinya."
Israel telah berulang kali mengancam akan melakukan serangan terhadap Republik Islam Iran dengan menargetkan program nuklirnya, baik secara sepihak atau berkoordinasi dengan Washington.
“Israel bukan bagian dari perundingan di Wina mengenai JCPOA, dan tidak akan terikat dengan persyaratan mereka,” ungkap Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett.
"Terkait dengan pembicaraan nuklir di Wina, kami benar-benar prihatin ... Israel tidak berpihak pada perjanjian,” tegas dia.
Dia menambahkan, “Israel tidak terikat dengan apa yang akan tertulis dalam perjanjian, jika ditandatangani, dan Israel akan terus mempertahankan kebebasan penuh untuk bertindak di mana saja, kapan saja, tanpa batasan."
Pernyataan itu diungkapkan Bennett saat berbicara pada pengarahan komite urusan luar negeri dan pertahanan parlemen Israel (Knesset) pada Senin (10/1/2022).
Dia menyebut Iran sebagai "kepala gurita yang terus-menerus mengancam melalui proksinya."