2 Kelompok Pemberontak Berebut Perdagangan Narkoba, 23 Tewas
loading...
A
A
A
BOGOTA - Sebanyak 23 orang tewas dalam bentrokan antara dua kelompok pemberontak yang bersaing di daerah Arauca utara, Kolombia . Hal itu diungkapkan juru bicara Kejaksaan Agung Kolombia.
"Kami sedang memproses angka awal 23 korban, tetapi informasinya masih belum jelas. Sangat sulit untuk memasuki area tempat bentrokan terjadi, jadi jumlah ini harus ditangani dengan hati-hati," kata juru bicara Kejaksaan Agung Kolombia, Paola Tovar, seperti dilansir dari CNN, Selasa (4/1/2022).
Ombudsman Kolombia Carlos Camargo mengatakan bahwa pertempuran pertama meletus antara Tentara Pembebasan Nasional - kelompok gerilya kiri terbesar di negara yang dikenal dengan akronim Spanyol ELN - dengan faksi-faksi pembangkang dari Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia, atau FARC, pada 2 Januari dini hari.
"Setidaknya 12 keluarga telah mengungsi akibat kekerasan tersebut," kata Camargo.
Organisasi hak asasi manusia lokal dan Human Rights Watch (HRW) percaya jumlah korban tewas bisa lebih tinggi.
"Kami sangat khawatir tentang bentrokan ini," kata Juan Pappier, peneliti senior Amerika di HRW. Pappier mengatakan kepada CNN bahwa mereka telah menerima berita bahwa 24 orang telah tewas, bersama dengan laporan penculikan dan pemindahan paksa.
Presiden Kolombia Ivan Duque mengatakan kepada wartawan bahwa kelompok pembangkang ELN dan FARC memperebutkan kendali ekonomi ilegal seperti perdagangan narkoba . Kedua kelompok ini dibentuk oleh pejuang pemberontak yang menolak untuk memasuki proses perdamaian Kolombia pada 2016.
Duque mengatakan bahwa tentara Kolombia akan mengerahkan dua batalyon dengan helikopter dan kemampuan intelijen untuk memulihkan ketenangan di Arauca.
Ia menambahkan bahwa Menteri Pertahanan Diego Molano juga akan melakukan perjalanan ke wilayah itu pada Senin malam.
Pemerintah Kolombia menuduh Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyembunyikan pembangkang FARC dan pejuang ELN, klaim yang berulang kali dibantah oleh Maduro.
"Seperti yang Anda tahu, kelompok-kelompok ini telah beroperasi secara bebas di wilayah Venezuela dengan persetujuan dan perlindungan rezim diktator," tuding Duque.
FARC dan ELN mulai berperang satu sama lain di Arauca, yang terletak di perbatasan dengan Venezuela, dan di negara bagian tetangga Venezuela, Apure, pada 2006. Pertempuran berhenti pada 2010, di mana setidaknya 868 orang tewas dan 58.000 orang telah mengungsi, menurut laporan HRW 2020.
Ribuan orang melarikan diri dari Apure pada Maret 2021 di tengah bentrokan antara kelompok bersenjata Kolombia dan militer Venezuela.
"Kami sedang memproses angka awal 23 korban, tetapi informasinya masih belum jelas. Sangat sulit untuk memasuki area tempat bentrokan terjadi, jadi jumlah ini harus ditangani dengan hati-hati," kata juru bicara Kejaksaan Agung Kolombia, Paola Tovar, seperti dilansir dari CNN, Selasa (4/1/2022).
Ombudsman Kolombia Carlos Camargo mengatakan bahwa pertempuran pertama meletus antara Tentara Pembebasan Nasional - kelompok gerilya kiri terbesar di negara yang dikenal dengan akronim Spanyol ELN - dengan faksi-faksi pembangkang dari Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia, atau FARC, pada 2 Januari dini hari.
"Setidaknya 12 keluarga telah mengungsi akibat kekerasan tersebut," kata Camargo.
Organisasi hak asasi manusia lokal dan Human Rights Watch (HRW) percaya jumlah korban tewas bisa lebih tinggi.
"Kami sangat khawatir tentang bentrokan ini," kata Juan Pappier, peneliti senior Amerika di HRW. Pappier mengatakan kepada CNN bahwa mereka telah menerima berita bahwa 24 orang telah tewas, bersama dengan laporan penculikan dan pemindahan paksa.
Presiden Kolombia Ivan Duque mengatakan kepada wartawan bahwa kelompok pembangkang ELN dan FARC memperebutkan kendali ekonomi ilegal seperti perdagangan narkoba . Kedua kelompok ini dibentuk oleh pejuang pemberontak yang menolak untuk memasuki proses perdamaian Kolombia pada 2016.
Duque mengatakan bahwa tentara Kolombia akan mengerahkan dua batalyon dengan helikopter dan kemampuan intelijen untuk memulihkan ketenangan di Arauca.
Ia menambahkan bahwa Menteri Pertahanan Diego Molano juga akan melakukan perjalanan ke wilayah itu pada Senin malam.
Pemerintah Kolombia menuduh Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyembunyikan pembangkang FARC dan pejuang ELN, klaim yang berulang kali dibantah oleh Maduro.
"Seperti yang Anda tahu, kelompok-kelompok ini telah beroperasi secara bebas di wilayah Venezuela dengan persetujuan dan perlindungan rezim diktator," tuding Duque.
FARC dan ELN mulai berperang satu sama lain di Arauca, yang terletak di perbatasan dengan Venezuela, dan di negara bagian tetangga Venezuela, Apure, pada 2006. Pertempuran berhenti pada 2010, di mana setidaknya 868 orang tewas dan 58.000 orang telah mengungsi, menurut laporan HRW 2020.
Ribuan orang melarikan diri dari Apure pada Maret 2021 di tengah bentrokan antara kelompok bersenjata Kolombia dan militer Venezuela.
(ian)