Tenggelam dengan 1.400 Ton Bahan Peledak, Kapal Perang Dunia II Ini Bisa Meledak Dahsyat

Jum'at, 31 Desember 2021 - 14:00 WIB
loading...
Tenggelam dengan 1.400 Ton Bahan Peledak, Kapal Perang Dunia II Ini Bisa Meledak Dahsyat
SS Richard Montgomery, kapal kargo Perang Dunia II yang tenggelam di Sungai Thames, Inggris, dengan membawa 1.400 ton bahan peledak. Kapal ini dikhawatirkan meledak dahsyat setiap saat. Foto/Daily Telegraph
A A A
LONDON - SS Richard Montgomery, kapal kargo militer yang dibangun selama Perang Dunia II, tenggelam di Sungai Thames, Inggris, tahun 1994. Kapal ini dikhawatirkan meledak dahsyat setiap saat karena membawa 1.400 ton saat karam.

Angkatan Laut Kerajaan Inggris telah dipanggil untuk membongkar SS Richard Montgomery karena bisa menyebabkan kerusakan besar-besaran di area sekitar jika meledak.



Ahli penjinak bom yang terlatih dalam penghancuran bawah air telah ditugaskan untuk membuat kapal itu aman.

Survei terbaru dari SS Richard Montgomery mengungkapkan kerusakan lebih lanjut dapat memicu ledakan dari ribuan ton bahan peledak yang dibawanya.

Kementerian Pertahanan Inggris juga khawatir dengan fasilitas minyak dan gas di sekitar Sheerness yang bisa terancam oleh kapal berbahaya tersebut.

Menurut Daily Telegraph, Jumat (31/12/2021), jika bahan peledak sebanyak itu meledak makan akan melemparkan kolom air selebar 300 meter dan puing-puing hampir 3.000 meter ke udara dan menghasilkan gelombang setinggi 5 meter.

Sebuah survei Departemen Transportasi menemukan kapal itu memiliki tiga tiang dan semuanya dalam keadaan buruk dan terus memburuk.

Kementerian Pertahanan telah memperingatkan bahwa jika satu atau semua tiang kapal runtuh, bahan peledak yang dibawanya dapat meledak.

Sebuah dokumen Kementerian Pertahanan menguraikan skenario terburuk dari tragedi yang tak diinginkan. "Tiang-tiang runtuh atau operasi untuk menghapusnya menyebabkan mereka melakukannya menyebabkan ledakan yang berdampak pada area lokal termasuk fasilitas minyak dan gas terdekat di Sheerness yang menyebabkan kerusakan massal dan potensi kerugian nyawa," bunyi dokumen skenario tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1509 seconds (0.1#10.140)