AS Kutuk Pembantaian Warga Sipil oleh Militer Myanmar

Rabu, 29 Desember 2021 - 05:41 WIB
loading...
AS Kutuk Pembantaian...
AS mengutuk serangan yang dilakukan oleh militer Myanmar pekan lalu, menewaskan 35 warga sipil termasuk dua staf Save the Children. Foto/Al Jazeera
A A A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengutuk serangan yang dilakukan oleh militer Myanmar pekan lalu. Setidaknya 35 orang tewas, termasuk wanita, anak-anak dan dua anggota staf organisasi bantuan internasional Save the Children dalam serangan itu.

Blinken mengatakan AS khawatir dengan kebrutalan rezim militer dan menyerukan masyarakat internasional untuk mengakhiri penjualan senjata serta teknologi penggunaan ganda kepada militer Myanmar, yang pada Februari menggulingkan pemerintah sipil yang terpilih secara demokratis dalam sebuah kudeta.

“Penargetan orang tak bersalah dan aktor kemanusiaan tidak dapat diterima, dan kekejaman militer yang meluas terhadap rakyat Burma menggarisbawahi urgensi meminta pertanggungjawaban anggotanya,” kata Blinken dalam sebuah pernyataan menggunakan nama lain dari Myanmar seperti dikutip dari The Hill, Rabu (29/12/2021).

Sementara itu juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Washington mendukung seruan utusan khusus PBB untuk Myanmar guna melembagakan "gencatan senjata Tahun Baru" di seluruh negara Asia tenggara itu.



“Masyarakat internasional juga harus berbuat lebih banyak untuk memajukan tujuan ini dan membantu mencegah terulangnya kekejaman di Burma,” kata Price dalam briefing dengan wartawan.

Sebelumnya Save the Children mengkonfirmasi bahwa dua anggota staf mereka termasuk di antara sedikitnya 35 orang tewas, yang mayatnya ditemukan dalam kondiri terbakar di Myanmar setelah serangan 24 Desember oleh militer di Negara Bagian Kayah, sebelah timur negara itu.

Identitas kedua anggota staf dirahasiakan karena alasan keamanan, tetapi keduanya digambarkan oleh kelompok bantuan internasional itu baru menjadi seorang bapak. Satu, usia 32, memiliki seorang putra berusia 10 bulan, sementara yang lain, usia 28, memiliki seorang putri berusia tiga bulan.

Save the Children mengatakan para stafnya sedang dalam perjalanan kembali ke kantor setelah bekerja pada respon kemanusiaan di komunitas terdekat ketika mereka terjebak dalam serangan itu. Kelompok bantuan itu mengatakan bahwa militer memaksa orang-orang keluar dari mobil mereka, menangkap beberapa, membunuh puluhan dan membakar mayat-mayat itu.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Trump Tuntut Ukraina...
Trump Tuntut Ukraina Bayar Kembali Semua Bantuan AS dengan Bunganya
Trump Pecat Hampir Semua...
Trump Pecat Hampir Semua Karyawan Institut Perdamaian yang Didanai Kongres AS
Eks PM Inggris Tegaskan...
Eks PM Inggris Tegaskan Tidak Ada Alternatif NATO
Jumlah Korban Tewas...
Jumlah Korban Tewas Gempa Myanmar-Thailand Melebihi 1.600 Orang
Iran Tidak Peduli dan...
Iran Tidak Peduli dan Tak Takut dengan Ancaman Trump
Mahasiswi PhD Asal Turki...
Mahasiswi PhD Asal Turki Ini Diculik saat Hendak Berbuka Puasa, Terancam Dideportasi dari AS karena Dituding Mendukung Hamas
Kunjungi Pangkalan Militer,...
Kunjungi Pangkalan Militer, JD Vance Tuding Bujuk Warga Greenland Bergabung dengan AS
Korban Tewas Gempa Mynamar...
Korban Tewas Gempa Mynamar dan Thailand Tembus 1.600 Orang
Arab Saudi Rayakan Idul...
Arab Saudi Rayakan Idul Fitri Minggu 30 Maret, Gerhana Tak Pengaruhi Penampakan Hilal
Rekomendasi
Lebaran Hari Ini, Ratusan...
Lebaran Hari Ini, Ratusan Umat Islam di Kota Solo Gelar Salat Id
Tempe, Jaranan, dan...
Tempe, Jaranan, dan Teater Mak Yong Diajukan ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia
H-1 Lebaran, Arus Lalin...
H-1 Lebaran, Arus Lalin di Tol Cipali dan Pantura Cirebon Ramai Lancar
Berita Terkini
Wanita Tampar Askar...
Wanita Tampar Askar Masjid Nabawi, Polisi Madinah Turun Tangan
33 menit yang lalu
11 Negara Merayakan...
11 Negara Merayakan Idulfitri pada Minggu, 15 Negara Putuskan Senin
1 jam yang lalu
Trump Tuntut Ukraina...
Trump Tuntut Ukraina Bayar Kembali Semua Bantuan AS dengan Bunganya
2 jam yang lalu
Trump Pecat Hampir Semua...
Trump Pecat Hampir Semua Karyawan Institut Perdamaian yang Didanai Kongres AS
2 jam yang lalu
Eks PM Inggris Tegaskan...
Eks PM Inggris Tegaskan Tidak Ada Alternatif NATO
4 jam yang lalu
Blokade Israel Berlanjut...
Blokade Israel Berlanjut saat Idulfitri, Warga Palestina di Gaza Kelaparan
4 jam yang lalu
Infografis
5 Negara Islam dengan...
5 Negara Islam dengan Kekuatan Militer Terkuat di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved