Gawat, 100 Anggota Militer AS Terlibat dalam Aktivitas Ekstremis Terlarang

Selasa, 21 Desember 2021 - 15:39 WIB
loading...
Gawat, 100 Anggota Militer...
100 anggota militer AS terlibat dalam aktivitas ekstrimis terlarang. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Sekitar 100 anggota militer Amerika Serikat (AS) ambil bagian dalam beberapa bentuk kegiatan ekstrimis terlarang selama setahun terakhir. Hal itu diungkapkan Departemen Pertahanan AS saat merilis pedoman baru untuk anggota militer.

Menteri Pertahanan AS, Llyod Austin, memerintahkan peninjauan pada Februari 2021 atas kebijakan Departemen Pertahanan dalam melawan ekstrimisme di dalam jajarannya.

Peninjauan tersebut dilakukan setelah terungkapnya bahwa puluhan mantan anggota militer AS mengambil bagian dalam serangan terhadap Gedung Capitol oleh para pendukung mantan presiden Donald Trump pada 6 Januari lalu.



“Sebagian besar pria dan wanita dari Departemen Pertahanan melayani negara ini dengan kehormatan dan integritas,” kata Austin dalam sebuah pernyataan yang menyertai rilis laporan kelompok kerja untuk melawan aktivitas ekstremis.

"Mereka menghormati sumpah yang mereka ambil untuk mendukung dan membela Konstitusi Amerika Serikat," sambung Austin.

“Kami percaya hanya sedikit yang melanggar sumpah ini dengan berpartisipasi dalam kegiatan ekstremis,” ujarnya seperti dikutip dari The Defense Post, Selasa (21/12/2021).

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan tinjauan tersebut menemukan bahwa "sekitar 100" anggota aktif atau cadangan militer AS telah berpartisipasi dalam kegiatan ekstremis yang dilarang selama setahun terakhir.



Dia menolak untuk merinci jenis kegiatan apa yang telah mereka lakukan, tetapi mengutip advokasi penggulingan pemerintah atau “terorisme domestik” sebagai contoh kegiatan yang dilarang.

Kelompok kerja tidak mencantumkan kelompok ekstremis tertentu dalam pedoman barunya.

Di antara rekomendasinya adalah peningkatan pelatihan dan pendidikan bagi anggota dinas tentang apa yang merupakan kegiatan ekstremis yang dilarang.

“Itu termasuk sangat spesifik, pedoman untuk media sosial, apa yang diizinkan dan apa yang tidak, sehubungan dengan kegiatan terlarang ekstremis,” kata Kirby.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1879 seconds (0.1#10.140)