Mengapa Raja Salman Tak Muncul saat Para Penguasa Arab Kumpul di Saudi?

Kamis, 16 Desember 2021 - 16:31 WIB
loading...
A A A
Kunjungan Macron, yang pertama oleh seorang kepala negara Barat sejak pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi tiga tahun lalu, menandai momen yang cukup bagi sebuah kerajaan yang ingin memulihkan posisinya di tengah kejatuhan global yang berkepanjangan dari skandal luar biasa tersebut.



Beberapa mantan pejabat Saudi yang berpengaruh mengatakan mereka tidak dapat mengingat preseden absennya kepala negara Saudi di negaranya sendiri dan tidak menerima rekan-rekan seperti para pemimpin Teluk dan Macron, terutama pada saat kritis seperti itu.

Untuk semua maksud dan tujuan, Raja Salman sekarang menjadi raja in absentia dan tampaknya hampir tidak melakukan tugasnya.

Pangeran Mohammed bin Salman memegang semua kendali kekuasaan Arab Saudi, dan tampaknya tidak terganggu oleh siapa yang mengetahuinya.

Mengacu pada ketidakhadirannya telah menjadi pertanyaan abadi seputar kesehatan Raja Salman. Dia berusia 86 tahun pada Malam Tahun Baru nanti.

Tapi dia diketahui, baik di dalam kerajaan maupun di Washington dan London, bahwa dia menderita bentuk demensia vaskular onset lambat, yang gejalanya dianggap ringan.

“Ini bukan faktor besar dalam beberapa tahun terakhir, dan sulit untuk membaca sekarang dengan COVID-19,” kata seorang mantan pejabat intelijen Barat, seperti dikutip The Guardian, Kamis (16/12/2021).

“Tapi sekarang dianggap lebih bermasalah. Ini tentu dalih bagi MBS untuk menjauhkan ayahnya. Dia pasti menjalankan Arab Saudi. Ayahnya tidak.”

Mengumumkan anggaran kerajaan pada hari Senin melalui video, Raja Salman berbicara perlahan-lahan. Para tamu yang pernah melihatnya sebelum COVID-19 menutup jendela di Arab Saudi mengatakan dia sudah bergerak dan berbicara dengan hati-hati.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1752 seconds (0.1#10.140)