NAAS, Partai Oposisi yang Ingin Bebaskan Arab Saudi dari Dinasti al-Saud

Sabtu, 04 Desember 2021 - 10:49 WIB
loading...
NAAS, Partai Oposisi...
Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud (kanan) dan Putra Mahkota Mohammad bin Salman dari Kerajaan Arab Saudi. Foto/REUTERS
A A A
RIYADH - Pada September 2020 lalu, para pembangkang yang tinggal di pengasingan mendirikan partai politik pertama pertama Arab Saudi yang melawan Raja Salman bin Abdulaziz dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Bernama Partai Majelis Nasional atau NAAS, partai oposisi yang bermarkas di Inggris ini bertekad membebaskan Arab Saudi dari dinasti al-Saud.

NAAS didirikan pada 23 September 2020, tepat pada Hari Nasional Arab Saudi. Ini adalah perlawanan politik terorganisir pertama yang didirikan pada masa pemerintahan Raja Salman, di mana partai politik tetap dilarang di negara itu hingga sekarang.

Baca juga: Para Pembangkang Arab Saudi Dirikan Partai Oposisi Melawan Raja Salman

NAAS digambarkan sebagai kelompok pro-demokrasi. Kelompok tersebut menyatakan bahwa negara harus diatur dengan gagasan pemisahan kekuasaan, menyerukan pembentukan parlemen terpilih dan peradilan independen berdasarkan konstitusi yang disetujui oleh rakyat.

Menurut Middle East Eye, kelompok tersebut belum menjelaskan posisinya tentang nasib monarki saat ini dan House of Saud [Dinasti al-Saud] dalam sistem yang mereka usulkan.

Juru bicara NAAS dalam tulisan opini berjudul "A Vision for a Democratic Saudi Arabia Free from The House of Saud [Sebuah Visi untuk Arab Saudi yang Demokratis Bebas dari Keluarga Saud]", partai ini mengkritik kebijakan luar negeri Arab Saudi terhadap negara-negara di kawasan itu, menyebutnya sebagai "agresif".

Ide pendirian partai oposisi ini melalui eksperimen gagal atau praktik yang mendahuluinya (Islam atau Kiri), apakah mereka menyerukan partisipasi politik atau separatisme.

Yahya Assiri adalah Sekretaris Jenderal NAAS. Madawi al-Rasheed sebagai juru bicara. Selain keduanya, deklarasi pendirian partai juga ditandatangani oleh Ahmed Almshikhs, Saeed al-Ghamdi, Abdullah al-Ouda (putra cendekiawan Salman al-Ouda) dan Omar Al-Zahrani.

Madawi al-Rasheed dan Abdullah al-Ouda—yang juga direktur penelitian untuk Gulf Region di Democracy for the Arab World Now (DAWN), pernah menuliskan opini mereka di Washington Post tentang NAAS.

Menurut mereka, NAAS didirikan oleh sekelompok orang buangan berbasis di Inggris, Amerika Serikat, Kanada dan di tempat lain. NAAS, lanjut mereka, merupakan partai yang berakar pada prinsip-prinsip demokrasi yang berusaha memulihkan hak-hak dasar masyarakat Saudi, seperti kebebasan berbicara, akuntabilitas, pemilihan umum, dan penghormatan terhadap hukum internasional.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Profil Abdelkader Harkassi,...
Profil Abdelkader Harkassi, Imam Spanyol yang Berangkat Haji dengan Naik Kuda
AS Jual Rudal AMRAAM...
AS Jual Rudal AMRAAM ke Arab Saudi Senilai Rp57,6 Triliun
Setelah Tempuh 8.000...
Setelah Tempuh 8.000 Km, Jemaah Haji Berkuda dari Spanyol Tiba di Arab Saudi
Inggris Berunding dengan...
Inggris Berunding dengan Prancis dan Arab Saudi untuk Akui Negara Palestina pada Juni
Begini Hubungan Kerabat...
Begini Hubungan Kerabat Raja Salman dengan Pangeran Arab Saudi Si Sleeping Prince yang Koma 20 Tahun
Arab Saudi dan Qatar...
Arab Saudi dan Qatar Umumkan Akan Lunasi Utang Suriah Rp252,8 Miliar
Alasan Supercoppa Italia...
Alasan Supercoppa Italia Tetap Digelar di Arab
India dan Pakistan di...
India dan Pakistan di Ambang Perang, Bagaimana Perbandingan Kekuatan Militer Kedua Negara?
Spesifikasi Jet Tempur...
Spesifikasi Jet Tempur Rafale India dan Insiden Penembakan Tiga Pesawat oleh Pakistan
Rekomendasi
SMK Waskito Pamulang...
SMK Waskito Pamulang Beri Sanksi Tegas Terduga Pelaku Pelecehan Siswi
Aturan Penjualan dan...
Aturan Penjualan dan Kemasan Rokok dalam PP 28/2024 Bikin Petani Tembakau Was-was
Beda dari Biasa, Lapangan...
Beda dari Biasa, Lapangan Indonesia Open 2025 Bukan Hijau tapi Biru, Apa Dampaknya untuk Pemain?
Berita Terkini
Perang Nuklir India...
Perang Nuklir India dan Pakistan Bisa Korbankan Jutaan Nyawa Orang Tak Berdosa
Siapa Jaish-e Mohammed?...
Siapa Jaish-e Mohammed? Kelompok Pejuang Kashmir yang Diserang Jet Tempur India
Respons Pemimpin Dunia...
Respons Pemimpin Dunia atas Operasi Sindoor, Turki: Perang Habis-habisan Terbuka Lebar
6 Kriteria Paus Baru...
6 Kriteria Paus Baru yang Dipilih dalam Konklaf, Salah Satunya Penyembuh Luka Lama
Gagal Mendarat di Kapal...
Gagal Mendarat di Kapal Induk AS, Pesawat Tempur Senilai Rp1,2 Triliun Ini Jatuh ke Laut
Terungkap Alasan Tentara...
Terungkap Alasan Tentara India Kibarkan Bendera Putih
Infografis
Paket Senjata Rp1.684...
Paket Senjata Rp1.684 Triliun Ditawarkan Trump ke Arab Saudi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved