AS Akan Perluas Hubungan Militer dan Ekonomi dengan Indo-Pasifik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Antony Blinken berbicara tentang bagaimana Amerika Serikat (AS) akan memperluas kehadiran militer dan ekonominya di kawasan Indo-Pasifik . Itu dilakukan untuk memajukan apa yang disebutnya visi bersama tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Memberikan pidato di Universitas Indonesia , Jakarta, Blinken memaparkan lima tujuan yang dimiliki AS untuk keterlibatannya di kawasan Indo Pasifik. Kelima tujuan tersebut adalah memajukan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka; membangun hubungan yang lebih kuat dengan negara tetangga seperti Australia, Jepang dan Korea Selatan; mempromosikan kemakmuran; membangun ketahanan; dan memperkuat keamanan.
Sebagai bagian dari memajukan tujuan ini, Blinken secara langsung membahas tindakan agresif China dalam mengklaim laut lepas sebagai bagian dari wilayah maritimnya.
"Negara-negara di kawasan ini ingin perilaku ini berubah," kata Blinken seperti dilansir dari The Hill, Selasa (14/12/2021).
Blinken mengatakan Presiden Joe Biden akan mengundang para pemimpin dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN ke AS untuk pertemuan puncak dalam beberapa bulan mendatang guna membahas kemitraan strategis.
"Ancaman berkembang. Pendekatan keamanan kami harus berkembang bersama mereka. Kami akan mencari kerja sama keamanan sipil yang lebih erat untuk mengatasi tantangan mulai dari ekstremisme kekerasan, penangkapan ikan ilegal, hingga perdagangan manusia," kata Blinken.
"Dan kami akan mengadopsi strategi yang lebih erat menyatukan semua instrumen kekuatan nasional kami - diplomasi, militer, intelijen - dengan sekutu dan mitra kami," imbuhnya.
Blinken menekankan bahwa AS tidak menginginkan konflik di Indo-Pasifik, menunjuk pada upaya diplomatik yang berkelanjutan dengan Korea Utara (Korut) sebagai buktinya.
"Dan itulah mengapa Presiden Biden mengatakan kepada Presiden Xi bulan lalu bahwa kami berbagi tanggung jawab yang besar untuk memastikan bahwa persaingan antara negara kami tidak mengarah ke konflik," ujarnya, merujuk pada pemimpin China.
"Kami mengambil tanggung jawab itu dengan sangat serius, karena kegagalan untuk melakukannya akan menjadi bencana besar bagi kita semua," tukasnya.
Memberikan pidato di Universitas Indonesia , Jakarta, Blinken memaparkan lima tujuan yang dimiliki AS untuk keterlibatannya di kawasan Indo Pasifik. Kelima tujuan tersebut adalah memajukan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka; membangun hubungan yang lebih kuat dengan negara tetangga seperti Australia, Jepang dan Korea Selatan; mempromosikan kemakmuran; membangun ketahanan; dan memperkuat keamanan.
Sebagai bagian dari memajukan tujuan ini, Blinken secara langsung membahas tindakan agresif China dalam mengklaim laut lepas sebagai bagian dari wilayah maritimnya.
"Negara-negara di kawasan ini ingin perilaku ini berubah," kata Blinken seperti dilansir dari The Hill, Selasa (14/12/2021).
Blinken mengatakan Presiden Joe Biden akan mengundang para pemimpin dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN ke AS untuk pertemuan puncak dalam beberapa bulan mendatang guna membahas kemitraan strategis.
"Ancaman berkembang. Pendekatan keamanan kami harus berkembang bersama mereka. Kami akan mencari kerja sama keamanan sipil yang lebih erat untuk mengatasi tantangan mulai dari ekstremisme kekerasan, penangkapan ikan ilegal, hingga perdagangan manusia," kata Blinken.
"Dan kami akan mengadopsi strategi yang lebih erat menyatukan semua instrumen kekuatan nasional kami - diplomasi, militer, intelijen - dengan sekutu dan mitra kami," imbuhnya.
Blinken menekankan bahwa AS tidak menginginkan konflik di Indo-Pasifik, menunjuk pada upaya diplomatik yang berkelanjutan dengan Korea Utara (Korut) sebagai buktinya.
"Dan itulah mengapa Presiden Biden mengatakan kepada Presiden Xi bulan lalu bahwa kami berbagi tanggung jawab yang besar untuk memastikan bahwa persaingan antara negara kami tidak mengarah ke konflik," ujarnya, merujuk pada pemimpin China.
"Kami mengambil tanggung jawab itu dengan sangat serius, karena kegagalan untuk melakukannya akan menjadi bencana besar bagi kita semua," tukasnya.
(ian)