Jet Tempur F-5 Thailand Jatuh, Seekor Burung Disalahkan
loading...
A
A
A
BANGKOK - Serangan seekor burung disalahkan atas jatuhnya jet tempur F-5 Angkatan Udara Thailand pada Jumat lalu. Demikian kesimpulan dari investigasi kecelakaan tersebut yang diumumkan juru bicara Angkatan Udara, Prapas Sornchaidee.
Pesawat tempur itu jatuh selama pelatihan di distrik Chai Badan, Lop Buri. Pilotnya selamat setelah terlontar dari kursi kokpit.
Prapas mengatakan dia diberitahu oleh tim investigasinya bahwa pilot berusia 36 tahun tersebut, Sutthimet Ouamma, pulih dengan baik.
Sang pilot menderita dua patah kaki dan patah lengan kiri dalam kecelakaan itu.
Sutthimet meminta istrinya untuk membantu menulis surat tentang mengapa dia harus keluar dari jet tempur setelah menerbangkan pesawat dari daerah pemukiman.
Menurut Prapas yang dilansir Bangkok Post, Selasa (7/12/2021), Sutthimet mengatakan dalam suratnya bahwa ketika dia terbang, sebuah benda keras, yang dianggap sebagai burung besar, menabrak kanopi jet tempur, menyebabkannya pecah.
Segera setelah itu, dia dilumuri dengan sisa-sisa bangkai hewan dan tidak dapat mengendalikan jet tempur yang saat itu terbang dengan kecepatan sekitar 800 km/jam.
Setelah Sutthimet terlontar, jet tempur itu jatuh di dekat sebuah danau besar di area pelatihan di tambon Bua Chum, distrik Chai Badan.
Puing-puing jet tempur berserakan di area itu dan pihak berwenang menutup puing-puing dan area sekitarnya.
Pilot yang terlempar itu dilarikan ke Rumah Sakit Chai Badan di Lop Buri di mana dia pertama kali dirawat karena luka-lukanya. Dia tetap dalam kondisi stabil dan sekarang menerima perawatan medis di Rumah Sakit Bhumibol Adulyadej di Bangkok.
Prapas mengatakan Sutthimet menulis dalam surat bahwa dia meminta maaf kepada panglima Angkatan Udara Kerajaan Thailand karena tidak dapat mendaratkan jet tempur dengan aman di bandara.
Kepala Angkatan Udara telah menyatakan keprihatinannya yang mendalam untuk pilot yang terluka.
Seorang sumber mengatakan pesawat itu berusia hampir 40 tahun tetapi telah menjalani perawatan yang layak.
Angkatan udara memiliki armada 19 unit F-5 yang berbasis di provinsi Ubon Ratchathani.
Pesawat tempur itu jatuh selama pelatihan di distrik Chai Badan, Lop Buri. Pilotnya selamat setelah terlontar dari kursi kokpit.
Prapas mengatakan dia diberitahu oleh tim investigasinya bahwa pilot berusia 36 tahun tersebut, Sutthimet Ouamma, pulih dengan baik.
Sang pilot menderita dua patah kaki dan patah lengan kiri dalam kecelakaan itu.
Sutthimet meminta istrinya untuk membantu menulis surat tentang mengapa dia harus keluar dari jet tempur setelah menerbangkan pesawat dari daerah pemukiman.
Menurut Prapas yang dilansir Bangkok Post, Selasa (7/12/2021), Sutthimet mengatakan dalam suratnya bahwa ketika dia terbang, sebuah benda keras, yang dianggap sebagai burung besar, menabrak kanopi jet tempur, menyebabkannya pecah.
Segera setelah itu, dia dilumuri dengan sisa-sisa bangkai hewan dan tidak dapat mengendalikan jet tempur yang saat itu terbang dengan kecepatan sekitar 800 km/jam.
Setelah Sutthimet terlontar, jet tempur itu jatuh di dekat sebuah danau besar di area pelatihan di tambon Bua Chum, distrik Chai Badan.
Puing-puing jet tempur berserakan di area itu dan pihak berwenang menutup puing-puing dan area sekitarnya.
Pilot yang terlempar itu dilarikan ke Rumah Sakit Chai Badan di Lop Buri di mana dia pertama kali dirawat karena luka-lukanya. Dia tetap dalam kondisi stabil dan sekarang menerima perawatan medis di Rumah Sakit Bhumibol Adulyadej di Bangkok.
Prapas mengatakan Sutthimet menulis dalam surat bahwa dia meminta maaf kepada panglima Angkatan Udara Kerajaan Thailand karena tidak dapat mendaratkan jet tempur dengan aman di bandara.
Kepala Angkatan Udara telah menyatakan keprihatinannya yang mendalam untuk pilot yang terluka.
Seorang sumber mengatakan pesawat itu berusia hampir 40 tahun tetapi telah menjalani perawatan yang layak.
Angkatan udara memiliki armada 19 unit F-5 yang berbasis di provinsi Ubon Ratchathani.
(min)