Tuntut Rasisme Diakhiri, Ribuan Warga AS Ingin Jadi Bagian dari Sejarah

Senin, 08 Juni 2020 - 06:55 WIB
loading...
Tuntut Rasisme Diakhiri, Ribuan Warga AS Ingin Jadi Bagian dari Sejarah
Puluhan ribu demonstran menggelar aksi di Washington dan kota lainnya menuntut diakhiri rasisme dan brutalitas para penegak hukum. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Puluhan ribu demonstran menggelar aksi di Washington dan kota lainnya menuntut diakhiri rasisme dan brutalitas para penegak hukum. Aksi terbesar dalam 12 hari terakhir itu dipicu kematian warga kulit hitam George Floyd yang meninggal karena tindakan polisi Minneapolis.

Para demonstran beraksi di Lincoln Memorial dan bergerak ke Gedung Putih. Itu menjadi demonstrasi massal yang sangat besar dalam beberapa tahun terakhir. Para demonstran juga beraksi di beberapa pusat urban seperti New York, Atlanta, Philadelphia, Chicago, Los Angeles, San Francisco, Boston, dan Miami. Aksi serupa juga dilaksanakan di wilayah perdesaan Amerika Serikat (AS).

”Saya merasa saya merupakan bagian dari sejarah dan bagian dari kelompok orang yang ingin mengubah dunia untuk semua orang,” kata penduduk Washington, Jamilah Muahyman, yang ikut berdemonstrasi di dekat Gedung Putih, dilansir Reuters.

Hal serupa diungkapkan Eric Wood, demonstran berusia 35 tahun. “Saya di sini (Gedung Putih) karena rasisme telah menjadi bagian dari AS yang sangat lama,” kata Wood. Hal yang sama juga diungkapkan Crystal Ballinger (46) yang berharap dengan gerakan antirasisme kali ini. “Saya merasa ada sesuatu yang berbeda dengan demonstrasi ini. Saya berharap pesan solidaritas dan kesetaraan bisa menguat,” ucapnya.

Demonstrasi pada Sabtu itu menjadi aksi paling besar sebagai bentuk protes terhadap pembunuhan Floyd. Jumlah demonstran yang besar di Washington memicu potensi risiko penyebaran virus corona. Aksi itu juga dilakukan bukan hanya oleh warga kulit hitam, tetapi juga banyak kulit putih.

“Khususnya sebagai warga kulit putih, saya mendapatkan keuntungan dari status quo, dan tidak menunjukkan upaya aktif untuk mendekonstruksi rasisme yang sudah melembaga,” kata Michael Durmmond (40) pegawai negeri. (Baca: Inggris: Demonstrasi Anti-Rasisme Tingkatkan Resiko Penularan Covid-19)

Wali Kota Washington Muriel Bowser, kritikus Trump, juga terlihat dalam aksi demonstrasi yang diramaikan dengan nyanyian Sweet Caroline oleh Neil Diamond dan Alright oleh Kendrick Lamar. Dia justru seperti menyambut para demonstran. “Demonstrasi ini mengirimkan pesan kepada Presiden Donald Trump,” ucapnya.

Demonstrasi itu juga dihadiri banyak keluarga dan orang yang membawa plakat bertuliskan, “Beri makan”. Jumlah polisi yang mengawal aksi di Gedung Putih relatif sedikit dibandingkan awal pekan lalu. Mereka juga tidak terlalu agresif serta menggunakan seragam polisi biasa. Aksi itu berbeda ketika aparat penegak hukum federal menembakkan gas air mata kepada para demonstran di Gedung Putih.

“Jika dia (Trump) mengambil alih Washington, dia bisa datang ke negara bagian mana pun. Tapi, tidak dari kita yang akan selamat,” kata Bowser. “Tentara kita seharusnya tidak diperlakukan seperti itu. Mereka seharusnya tidak diperintah mengusir rakyat Amerika,” ujarnya. Bowser telah meminta semua pasukan penegak hukum federal dan tentara Garda Nasional untuk ditarik dari Washington. “Kita tidak memerlukan mereka,” ungkapnya.

Sinyal penurunan ketegangan ditunjukkan Mayor Jenderal William Walker, komandan Garda Nasional Washington, yang menarik 4.000 prajurit dari kota-kota di 11 negara bagian di Gedung Putih. “Mereka akan ditarik pada Senin (hari ini),” katanya. Itu menjadi upaya militer untuk mengabaikan perintah Presiden AS Donald Trump untuk membubarkan aksi demonstrasi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0994 seconds (0.1#10.140)