Inggris: Demonstrasi Anti-Rasisme Tingkatkan Resiko Penularan Covid-19
loading...
A
A
A
LONDON - Protes anti-rasisme yang dihadiri oleh ribuan orang di London dan kota-kota besar Inggris lainnya "tidak diragukan" berisiko menyebabkan peningkatan jumlah kasus Covid-19. Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock.
Ribuan orang menghadiri demonstrasi untuk menyuarakan kemarahan mereka atas pembunuhan George Floyd oleh petugas polisi di Minneapolis, mengabaikan saran pemerintah untuk menghindari pertemuan besar karena risiko dari Covid-19.
Dalam sebuah wawancara dengan Sky News, Hancock ditanya apakah jumlah orang yang menghadiri demonstrasi tersebut membuat pemerintah khawatir akan peningkatan kasus Covid-19. Hancock mengatakan, pemerintah Inggris sangat khawatir akan hal itu.
"Tidak diragukan lagi itu ada resiko. Saya sangat mendukung argumen yang dibuat oleh mereka yang melakukan demonstrasi, tetapi virus itu sendiri tidak membeda-bedakan dan berkumpul dalam kelompok besar untuk sementara waktu melanggar aturan justru karena meningkatkan risiko penyebaran virus ini," ucapnya, seperti dilansir Reuters pada Minggu (7/6/2020).
John Edmunds, anggota Kelompok Penasihat Ilmiah pemerintah untuk Keadaan Darurat (SAGE), mengatakan bahwa sementara risiko penyebaran virus mulai rendah, perkiraan saat ini adalah sekitar satu dari 1.000 orang di Ingris memiliki virus itu dan mampu menularkanya kepada orang lain.
"Jika Anda memiliki kerumunan beberapa ribu orang maka Anda akan mengharapkan beberapa dari orang-orang itu akan menulari orang lain, jadi itu adalah risiko memiliki ribuan orang berkumpul bersama," katanya.
Ribuan orang menghadiri demonstrasi untuk menyuarakan kemarahan mereka atas pembunuhan George Floyd oleh petugas polisi di Minneapolis, mengabaikan saran pemerintah untuk menghindari pertemuan besar karena risiko dari Covid-19.
Dalam sebuah wawancara dengan Sky News, Hancock ditanya apakah jumlah orang yang menghadiri demonstrasi tersebut membuat pemerintah khawatir akan peningkatan kasus Covid-19. Hancock mengatakan, pemerintah Inggris sangat khawatir akan hal itu.
"Tidak diragukan lagi itu ada resiko. Saya sangat mendukung argumen yang dibuat oleh mereka yang melakukan demonstrasi, tetapi virus itu sendiri tidak membeda-bedakan dan berkumpul dalam kelompok besar untuk sementara waktu melanggar aturan justru karena meningkatkan risiko penyebaran virus ini," ucapnya, seperti dilansir Reuters pada Minggu (7/6/2020).
John Edmunds, anggota Kelompok Penasihat Ilmiah pemerintah untuk Keadaan Darurat (SAGE), mengatakan bahwa sementara risiko penyebaran virus mulai rendah, perkiraan saat ini adalah sekitar satu dari 1.000 orang di Ingris memiliki virus itu dan mampu menularkanya kepada orang lain.
"Jika Anda memiliki kerumunan beberapa ribu orang maka Anda akan mengharapkan beberapa dari orang-orang itu akan menulari orang lain, jadi itu adalah risiko memiliki ribuan orang berkumpul bersama," katanya.
(esn)