Pakar PBB Sebut Demonstrasi Adalah Respon atas Rasisme Sistemik di AS
loading...
A
A
A
JENEWA - Aksi demonstrasi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) adalah respons terhadap rasisme sistemik yang memicu kekerasan rasial yang disponsori negara. Hal itu disampaikan oleh para pakar HAM PBB.
"Demonstrasi secara nasional adalah protes terhadap rasisme sistemik yang menghasilkan kekerasan rasial yang disponsori negara dan lisensi impunitas untuk kekerasan ini," ucap para pakar HAM PBB dalam sebuah pernyataan bersama.
"Protes yang disaksikan dunia, adalah penolakan terhadap ketidaksetaraan rasial dan diskriminasi mendasar yang menjadi ciri kehidupan di AS untuk orang kulit hitam, dan orang kulit berwarna lainnya," sambungnya, seperti dilansir Tass pada Minggu (7/6/2020).
( Baca juga: Demonstran di Australia dan Jepang Dukung Gerakan Black Lives Matter )
Mereka kemudian menyatakan, kritik atas tindakan Presiden AS, Donald Trump dalam menanggapi protes. Para pakar menyebut ancaman kekerasan negara lebih banyak menggunakan bahasa yang secara langsung terkait dengan segregasi rasial dari masa lalu bangsa.
"Kami sangat prihatin bahwa bangsa ini berada di ambang respons militer yang menghidupkan kembali ketidakadilan yang telah mendorong orang ke jalan untuk memprotes," ujarnya. ( Baca juga: Dorong Lansia, Dua Polisi AS Dijerat Dakwaan Penyerangan )
Pernyataan itu ditandatangani oleh 66 pakar PBB, termasuk Ahmed Reid yang merupakan Ketua Kelompok Kerja pakar tentang orang-orang keturunan Afrika, Tendayi Achiume yang adalah Pelapor Khusus tentang bentuk-bentuk rasisme kontemporer, diskriminasi rasial, xenofobia dan intoleransi terkait dan David Kaye, Pelapor Khusus pada promosi dan perlindungan hak untuk kebebasan berekspresi.
"Demonstrasi secara nasional adalah protes terhadap rasisme sistemik yang menghasilkan kekerasan rasial yang disponsori negara dan lisensi impunitas untuk kekerasan ini," ucap para pakar HAM PBB dalam sebuah pernyataan bersama.
"Protes yang disaksikan dunia, adalah penolakan terhadap ketidaksetaraan rasial dan diskriminasi mendasar yang menjadi ciri kehidupan di AS untuk orang kulit hitam, dan orang kulit berwarna lainnya," sambungnya, seperti dilansir Tass pada Minggu (7/6/2020).
( Baca juga: Demonstran di Australia dan Jepang Dukung Gerakan Black Lives Matter )
Mereka kemudian menyatakan, kritik atas tindakan Presiden AS, Donald Trump dalam menanggapi protes. Para pakar menyebut ancaman kekerasan negara lebih banyak menggunakan bahasa yang secara langsung terkait dengan segregasi rasial dari masa lalu bangsa.
"Kami sangat prihatin bahwa bangsa ini berada di ambang respons militer yang menghidupkan kembali ketidakadilan yang telah mendorong orang ke jalan untuk memprotes," ujarnya. ( Baca juga: Dorong Lansia, Dua Polisi AS Dijerat Dakwaan Penyerangan )
Pernyataan itu ditandatangani oleh 66 pakar PBB, termasuk Ahmed Reid yang merupakan Ketua Kelompok Kerja pakar tentang orang-orang keturunan Afrika, Tendayi Achiume yang adalah Pelapor Khusus tentang bentuk-bentuk rasisme kontemporer, diskriminasi rasial, xenofobia dan intoleransi terkait dan David Kaye, Pelapor Khusus pada promosi dan perlindungan hak untuk kebebasan berekspresi.
(esn)